Sejak kejadian itu, rutinitas sarapanpagiku mulai senyap. Tidak ada kicauan burung yang menemani lagi. Tapi, aku tidak mau berlarut-larut dengan menyalahkan diri sendiri terus. Ide mulai muncul di kepala. Aku kembali rutin memberikan makanan di jendela juga di bawah pohon jeruk. Meski di hari-hari pertama tidak berhasil karena tidak melihat sekumpulan burunghingga mencari makan. Tapi, di hari berikutnya aku mulai mendnegar ada 1 atau 2 ekor burung di balik jendela sedang menikmati sisa makanan yang ada di jenela. Aku mulai tersneyum. Pasti mereka sedang membangun rumah baru di pohon itu lagi. Aku mencoba melihat langsung ke pohon jeruk. Ternyata benar. Meski masih terlihat ada 4 sangkar yang hangus, tapi aku melihat ada 2 sangkar baru yang tampaknya baru selesai mereka bangun.
Aku tersenyum lega.
Aku mencoba membangun kepercayaan mereka lagi agar mereka bisa membangun rumah mereka di pohon jeruk itu. Aku pun berjanji, tidak akan membakar apa pun dibawah pohon jeruh. Meski hama di pohon jeruk juga pohon-pohon lainnya masih ada. Aku tidak akan mengusirnya dengan api. Mungkin ada cara lain selain api dan racun serangga yang tidak mempan itu.
Mungkin kamu yang membaca ini ada ide untuk racun hama tanaman yang manjur? Kasih komen ya... Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H