Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menantang Badai Menuju Puncak Gunung Sindoro

8 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 8 Februari 2023   10:03 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendakian kami mulai hari Minggu pukul 09:00 WIB. Jalur pendakian tampak sepi mungkin dikarenakan bukan weekend melainkan penghujung weekend. Sepanjang pendakian hanya sesekali berpapasan dengan pendaki yang turun. Oiya, dari basecamp ke pos 1,5 kami menggunakan jasa ojeg dengan biaya Rp.25.000/orang. Lumayan menghemat tenaga juga membantu pemasukan bagi pekerja ojeg di kampong tersebut.

Pendakian dari Pos 1 hingga Pos 3 sebenarnya hampir sama dengan gunung-gunung lainnya. Pasti menajak dan bebatuan. So far semua bisa dilalui meski ada rasa lelah juga. Sepanjang pendakian sampai pos 3 cuaca cukup cerah. Hanya saja, setelah tiba di pos 3 dan setelah mendirikan tenda tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Untung deh sudah sampai pos 3 dan mendirikan tenda. Jadi sepanjang hujan merusak rencana, kami bisa beristirahat di dalam tenda sambil menikmati makan siang.

Tidak banyak aktivitas dari siang hingga malam hari. Bahkan nyaris tidur sepanjang sore hingga pagi harinya.

teman pendaki komunitas Ojol/Foto dokpri
teman pendaki komunitas Ojol/Foto dokpri

Pagi keesokan harinya, kami bangun pukul 05.00 WIB. Bersiap-siap untuk melanjutkan pendakian menuju summit Sindoro. Berbekal sarapan roti tawar dan snack yang kami bawa di dalam daypack kami mulai pendakian. Dari Pos 3 hingga pos 4 cuaca masih cerah. Bahkan masih bisa melihat megahnya Gunung Sumbing yang berdiri kokoh di depan Gunung Sindoro. Foto-foto sejenak.

Tapi, saat kaki hendak melangkah menanjak lebih tinggi, tiba-tiba cuaca berubah menjadi kabut tebah dan angin kencang. Asli angin kencang bikin nyali hampir ciut antara melanjutkan pendakian atau turun. Beberapa pendaki memilih mundur dan turun karena cuaca yang buruk. Ada hasrat untuk turun juga sih. Hanya saja, ada rasa sayang juga. Karena jarak yang tinggal 30 menit menuju puncak masak harus porak poranda gara-gara badai angin dan kabut tebal?

me & friends di puncak Sindoro/dokpri
me & friends di puncak Sindoro/dokpri

Alhasil, gue dan teman-teman serta beberapa pendaki lain memutuskan melanjutkan pendakian hingga puncak. Badai angin yang super kencang membuat badan hampir terdorong ke jurang padahal badan sudah segede gaban masih bisa dierbawa angin.  

And, finally, thanks God, akhirnya kami bisa menggapai puncak Gunung Sindoro dalam keadaan badai angin dan kabut tebal.

Akhirnya, pencapaian mendaki Gunung Triple S di Jawa Tengh komplit sudah. Gunung Sumbing, Gunung Slamet dan Gunung Sindoro. Terimakasih Tuhan!


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun