Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apa Kabar Sahabat? (Cerita tentang Sahabat)

8 Maret 2022   10:00 Diperbarui: 8 Maret 2022   10:11 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetap centang satu. Pesan tidak dibaca lagi. Karena penasaran, aku mencoba menelponnya ada masuk tapi tidak diangkat. Ku telpon beberapa kali tidak diangkat. Aku coba menelpon pakai jalur telepon yang bukan jalur WA call. Ternyata berbunyi,"Telepon yang anda hubungi sedang tidak aktif."

Jujur, ada rasa deg-degan juga ketika dia tidak membalas WA dan tidak mengangkat telepon. Aku pikir mungkin quotanya habis atau masa aktif nomernya sudah habis. Masih diselimuti rasa penasaran dan was-was.

Bulan Februari 2022,

Entah kenapa tiba-tiba aku kembali kepikiran dengan kondisi Asep. Apakah dia sudah pulih dari sakitnya kemudian ganti nomer telepon atau masih sakit tapi hapenya memang tidak aktif lagi. Entahlah. Mau mencari informasi tentang dia pun aku tidak tahu.

Sampai akhirnya, tiba-tiba aku teringat nomer telepon tempat Asep bekerja. Waktu itu, aku itu, pertama kali menghubungi Asep untuk urut kaki keseleo lewat nomer telepon tempat dia bekerja. Aku pun mencoba menelpon ke nomer yang masih tersimpan di hapeku.

                "Selamat siang, saya mau nanya, apakah Asep Permana sudah kembali bekerja?"

                "Ini dari siapa?"

                "Temannya."

                "Mohon maaf, apa belum tahu kabar Asep?" tanya laki-laki dari seberang telepon.

                "Kenapa, Mas?"

                "Asep sudah meninggal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun