Hanya hitungan beberapa menit kami sampai di Broken beach. Oiya, sebelumnya, kami sempat nyasar ke pantai Angel's Billabong. Berhubung di situ sangat sepi, kami sampat keder juga dengan kesunyian area tersebut. Masak, pantai yang terkenal ramai bisa se-sepi itu? Akhirnya, saya dan teman-teman mengurungkan niat ke Angel's Billabong putar haluan ke Broken beach. Meski jaraknya sangat dekat, bahkan berjalan kaki juga bisa digapai. Tapi, kami memilik parkir di Broken beach.
Kami keliru, berharap di Broken beach ramai pengunjung, eh, ternyata 11-12 dengan pantai sebelah. Sepi sesepi-sepinya. Bahkan di Broken Beach tidak ada satu warung atau tempat makan pun yang buka. Warung-warungnya sudah cukup lama tidak beroperasi. Miris memang. Semua gara-gara Covid sehingga merusak sumber mata pencaharian orang-orang yang mencari nafkah dari berdagang atau dari sumber pariwisata. Â
Berhubung suasana yang sangat sepi, kami tidak perlu berlama-lama disana cukup 30 menit menikmati keindahannya serta mengabadikan beberapa bidikan kamera juga mengambil beberapa footage video, lalu kami meninggalkan Broken beach. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan ke Cristal Bay.
Meski kondisinya sama saja sepinya, tapi saya dan teman-teman menyempatkan mandi secelup dua celup menikmati segarnya air laut. Apalagi saat itu senja mulai turun keindahan dan kehangatan matahari senja membuat kami semakin betah berendam di Cristal Bay.
Setelah menelusuri 4 pantai di bagian barat Nusa Penida, badan pun semakin terasa lelah, kami akhirnya memutuskan kembali pulang ke Bungalow. Suasana yang sepi sepanjang perjalanan membuat kami berkhayal kalau Nusa Penida serasa menjadi private island bagi kami.Â
Karena saat itu, nyaris hanya saya dan teman-teman yang menikmati keindahan pantai-pantai tersebut. Sangat berbeda ketika saya melihat beberapa video traveling yang ada di Youtube terlihat jelas betapa ramainya orang mengunjungi pantai-pantai tersebut. Lucky me, karena kami tidak perlu berdesak-desakan dengan turis lain.
Tapi, di satu sisi, hati ini sangat sedih melihat banyak pedagang makanan dan minum yang tidak beroperasi karena sepinya pengunjung. Semoga, Corona cepat berlalu, agar denyut nadi pariwisata di Pulau Bali kembali berdenyut dnegan kencang.
Next story, saya akan cerita pengalaman meng-explore Nusa Penida di bagian Timur dengan keindahan pantai-pantainya yang tidak kalah menarik dari pantai di bagian Barat.
Pantengin terus ya.....
Oiya, kasih komen dong dengan cerita-cerita yang saya tulis. Dimana letak kekurangannya. Oke! Thank you!