Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Explore Nusa Penida di Masa Pandemi (Part 2) | Menikmati Keindahan Kelingking Beach

5 Maret 2021   18:03 Diperbarui: 5 Maret 2021   18:19 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, sangat disarankan minimal anda harus nginap dua malam di Nusa Penida agar bisa menjelajahi semuanya. Tapi, jika anda betah di Nusa Penida, lebih dari juga jauh lebih baik, agar tidak terlalu terburu-buru menikmati keindahannya.

foto dokpri: very Barus
foto dokpri: very Barus

Baiklah....

Setibanya di Kelingking beach, kita langsung melihat keindahan pantai kelingking dari ketinggian. Karena, keberadaan pantai tersebut ada di bawah bukit bebatuan karang. 

Oleh warga setempat pantai Kelingking lebih dikenal dengan nama pantai Karang Dawa, karena lokasi dari objek wisata ini berada di dusun Bunga Mekar, Desa Karang Dawa, Kecamatan Nusa Penida, kabupaten Klungkung. Jadi, selain disebut Pantai Kelingking bisa juga dinamakan pantai Karang Dewa.

Siang itu, area Pantai kelingking tampak sepi pengunjung. Biasanya, untuk masuk ke wilayah ini saja katanya kita harus ngantri. Tapi,s ejak pandemi justru kosong melompong. Kalau hanya sekedar menikmati keindahan pantai kelingking dari ketinggian rasanya kurang afdol. 

Maka, saya dan teman memutuskan untuk mmenuruni bukit bebatuan itu agar bisa menikmati sejuknya air pantai Kelingking. Sementara 4 sahabat lainnya memutuskan tidak ikut turun karena melihat pengunjung yang baru naik dengan wajah berpeluh keringat serta nafas ngos-ngosan. Mendapat jawaban "sangat melelahkan dan menyeramkan,' nyali ke empat teman saya semakin ciut dan mengurungkan untuk turun.

Berbeda dengan saya dan satu teman lainnya yang justru semakin tertantang. Kami mulai menuruni satu persatu anak tangga yang terbuat dari bebatuan karang. Ternyata benar juga, untuk turun ke bawah kita harus ekstra hati-hati. Bebatuannya sangat tajam juga terjal. 

Jika salah melangkah bisa terjatuh atau terpeleset. Antara hendak menyerah atau lanjut, kami pun melanjutkan menuruni anak tangga nan terjal bebatuan. Butuh waktu kurang lebih satu jam akhirnya kami tiba di bibir pantai Kelingking.

foto: dokpri Very barus
foto: dokpri Very barus

Wuihhh!!! Asli sangat melelahkan. Tapi, setibanya di pantai, rasa lelah langsung terobati dengan sempurna. Pantai yang indah, pasir yang putih nan halus, ombak yang lumayan bikin senewen. Pokoknya perfecto! Hanya saja, di pantai tidak ada warung yang menjual cemilan dan minuman. Wajib membawa stok minuman dan cemilan yang banyak agar tidak kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun