Om Swastiastu!!
Setelah check in, meletakkan barang bawaan  dan rehat sejenak di Bungalow, saya dan teman-teman langsung tancap gas ke Kelingking Beach. Salahsatu destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Nusa Penida. Entah kenapa saya sangat terobsesi dengan lokasi ini.Â
Karena, dari setiap foto dan video yang saya lihat di dunia maya, keindahan pantai ini benar-benar amazing. So, tanpa menunggu lama lagi, kami langsung teng go. Oiya, barang-barang kami sudah kami singkirkan di bungalow agar tidak membebani hidup sepanjang perjalanan ke pantai.
FYI, jika hendak ke Nusa Penida, jangan pernah lupa membawa sun block yang SPF nya minimal 50 deh. Karena kalau siang hari mataharinya super duper ganas. Juga perlengkapan lainnya seperti topi dan kacamata. Â Juga, sebaiknya anda menyewa motor ketimbang mobil agar anda bisa langsung menikmati semilir angin yang menemani sepanjang perjalanan.Â
Tapi, bagi yang takut kulitnya terpanggang sinar matahari, menyewa mobil adalah solusinya. Untuk perhari anda harus merogoh kocek sebesar Rp. 600 ribu. Hmm, bagi saya yang suka petualangan, naik motor sudah paling the best!
Karena belum makan siang, kami sepakat akan mencari makan siang di jalan saja. Kalau menemukan resto atau warung yang layak untuk didatangi kami akan mampir. Tapi, sayang, sepanjang perjalanan menuju Kelingking beach, banyak resto dan warung yang tutup. Alasannya karean sepinya pengunjung Nusa Penida jadi mereka tidak beroperasi.Â
Sangat miris melihat keadaan disepanjang jalan di Nusa Penida, selain tampak sepi warung dan resto pun seakan hidup segan mati tak niat. Sampai akhirnya, kami menemukan kafe yang lumayan bagus. Viewnya bagus, interiornya bagus dan kami memutuskan mampir ke kafe atau resto tersebut. Itu pun gara-gara ban motor salah satu teman kami bocor persis di depan resto tersebut. Sambil menunggu ban di tambal, kami pun masuk ke resto bernuasan putih itu. Ternyata di dalam resto interiornya bener-bener instagramable.
Kami pesan makanan mulai dari nasi goreng sampai tom yam juga sop, kentang goreng dan kawan-kawannya. Makanannya lumayan nendang di perut dan soal harga ya, layaknya resto dengan interior dan view kece, harga juga tergolong sedang lah.
Selesai isi perut dan ban motor kembali normal, kami melanjutkan perjalanan. Jarak tempuh hanya sekitar 35 menit saja. Tapi, sepanjang perjalanan mata kita benar-benar dimanjakan dengan pemandangan pantai dan bukit yang sangat indah. Sehingga 30 menit perjalanan tidak terasa motor yang kami kemudi sudah memasuki kawasan Kelingking Beach.
Oiya, Kelingking beach itu berada di Nusa Penida bagian barat. Juga beberapa pantai indah lainnya yang berada di bagian Barat Nusa Penida, seperti Broken beach, Angel's Billabong, Cristal Bay. Sedangkan di bagianj Timur Nusa Penida ada Diamond Beach, Atuh Beach dan beberapa destinasi lainnya.
Jadi, sangat disarankan minimal anda harus nginap dua malam di Nusa Penida agar bisa menjelajahi semuanya. Tapi, jika anda betah di Nusa Penida, lebih dari juga jauh lebih baik, agar tidak terlalu terburu-buru menikmati keindahannya.
Baiklah....
Setibanya di Kelingking beach, kita langsung melihat keindahan pantai kelingking dari ketinggian. Karena, keberadaan pantai tersebut ada di bawah bukit bebatuan karang.Â
Oleh warga setempat pantai Kelingking lebih dikenal dengan nama pantai Karang Dawa, karena lokasi dari objek wisata ini berada di dusun Bunga Mekar, Desa Karang Dawa, Kecamatan Nusa Penida, kabupaten Klungkung. Jadi, selain disebut Pantai Kelingking bisa juga dinamakan pantai Karang Dewa.
Siang itu, area Pantai kelingking tampak sepi pengunjung. Biasanya, untuk masuk ke wilayah ini saja katanya kita harus ngantri. Tapi,s ejak pandemi justru kosong melompong. Kalau hanya sekedar menikmati keindahan pantai kelingking dari ketinggian rasanya kurang afdol.Â
Maka, saya dan teman memutuskan untuk mmenuruni bukit bebatuan itu agar bisa menikmati sejuknya air pantai Kelingking. Sementara 4 sahabat lainnya memutuskan tidak ikut turun karena melihat pengunjung yang baru naik dengan wajah berpeluh keringat serta nafas ngos-ngosan. Mendapat jawaban "sangat melelahkan dan menyeramkan,' nyali ke empat teman saya semakin ciut dan mengurungkan untuk turun.
Berbeda dengan saya dan satu teman lainnya yang justru semakin tertantang. Kami mulai menuruni satu persatu anak tangga yang terbuat dari bebatuan karang. Ternyata benar juga, untuk turun ke bawah kita harus ekstra hati-hati. Bebatuannya sangat tajam juga terjal.Â
Jika salah melangkah bisa terjatuh atau terpeleset. Antara hendak menyerah atau lanjut, kami pun melanjutkan menuruni anak tangga nan terjal bebatuan. Butuh waktu kurang lebih satu jam akhirnya kami tiba di bibir pantai Kelingking.
Wuihhh!!! Asli sangat melelahkan. Tapi, setibanya di pantai, rasa lelah langsung terobati dengan sempurna. Pantai yang indah, pasir yang putih nan halus, ombak yang lumayan bikin senewen. Pokoknya perfecto! Hanya saja, di pantai tidak ada warung yang menjual cemilan dan minuman. Wajib membawa stok minuman dan cemilan yang banyak agar tidak kelaparan.
Lebih dari  dua jam kami bermain-main di pantai Kelingking, rasa puas pun terpenuhi. Lalu, kami pun bergegas untuk kembali menapaki bukit bebatuan untuk naik ke atas. Hmm, pe-er lagi nih. Seandainya ada tangga berjalan atau gantole, rasanya pengen naik gantole saja. Untuk naik ke atas, sama lelahnya dengan turun.
Intinya, kalau hendak ke Pantai Kelingking disarankan bagi yang memiliki stamina yang kuat dan suka adventure. Bagi yang bermental manis manja, sebaiknya jangan turun deh, pasti akan ngerepotin orang lain karena anda akan sangat kelelahan. Anda cukup menikmati keindahannya dari atas saja sambil foto-foto selfie atau ber tiktok ria.
Selesai dari Pantai Kelingking, masih ada waktu tersisa, kami melanjutkan explore pantai Broken beach, Cristal bay dan Angel's Billabong. Â Â
Tunggu kisahnya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H