3. Dijodohkan
Ada juga yang menikah bukan karena usia, pekerjaan dan juga desakan melainkan karena sudah dijodohkan. Meski bukan era Siti Nurbaya lagi, namun, perjodohan masih menjadi salah satu alternatif menentukan pasangan anda. Tidak ingin mengecewakan orangtua, akhirnya perjodohan diterima meski hati belum sepenuhnya menyukai calon pasangannya. Pernikahan pasangan yang dijodohkan juga tentu memiliki plus minus dalam menjalani biduk rumah tangga. Kadang bisa berjalan dengan harmonis, kadang bisa juga terjadi "peperangan" kata-kata akibat kurangnya saling mengenal pasangan.
4. Menutupi Aib
Ada juga orang mau menikah demi menutupi aib. Bisa karena aib "kecelakaan" alias MBA, aib keluarga atau aib diri sendiri. Misalkan Anda sebenarnya tidak kepingin menikah karena tidak tertarik dengan pasangan hidup anda. Tapi, untuk menutupi aib tersebut, Anda rela menikah agar terhindar dari praduga-praduga miring yang akan menghantui hari-hari anda. Menikah dengan cara ini sih sah-sah saja, asal anda juga bertanggung jawab dengan keputusan anda. Karena sesungguhnya, pernikahan bukan menjadi jaminan hidup anda Bahagia. Banyak di kasus ini, rela menikah meski tidak Bahagia. Alias fake happiness.
Apa pun tujuan dan caranya anda memasuki jenjang pernikahan, tidak menjamin hidup anda akan berubah menjadi Bahagia. Karena, sesungguhnya warna-warni kehidupan Anda akan semakin penuh warna setelah memasuki pintu gerbang pernikahan. Mungkin bagi yang sudah menikah tahu lah apa itu warna warninya pernikahan. Bayangi saja, dua sifat dan karakter yang berbeda tinggal di satu rumah setiap hari. Tentu harus ada toleransi dan mengurangi ego masing-masing. Saya saja yang sudah menikah lebih dari 10 tahun masih saja menemukan kerikil-kerikil yang bikin tensi naik. Tapi, sekali lagi, menikah itu bukan menyatukan dua sifat yang berbeda melainkan beradaptasi dengan sifat dan karakter pasangan yang berbeda dengan kita.
Trus, setelah menikah, pertanyaan yang akan muncul adalah," Kapan punya anak?"
Nah, lo... ada lagi kan pertanyaannya?
Oke lah, bagian ketiga, dari trilogy kisah ini akan membahas soal perceraian alias Divorced. Banyak kisah menarik tentang perceraian yang pernah dialami teman-teman dekat saya. Tunggu ya, next part of this story.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H