Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cerita di Balik Ruang Isolasi Pasien Covid (Part 4) | Finally Home!

4 Februari 2021   17:38 Diperbarui: 4 Februari 2021   17:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thank God, I'm Negative and Ready to Back Home Again..

Setelah satu minggu (7 hari) di ruang isolasi dengan segala suka dukanya, hari ke 8, saya Kembali melakukan SWAB test dan test darah. Karena fisik saya benar-benar sudah fit (kecuali masih susah tidur), saya yakin kalau hasil SWAB saya pasti Negatif. Ternyata dugaan saya tidak keliru. Hasil Test Swab dan Darah saya dinyatakan baik dan hari ke 9 saya di perbolehkan pulang.

Yeiii...!!

Mendapat kabar baik itu seperti mendapat duit segepok. Senang bangeettt!!!!. Rasanya saya ingin balas dendam tidur nyenyak di kasur empuk tanpa harus pakai masker. 8 hari tidur pakai masker itu menyiksa banget, lho.  24 jam pakai masker rasanya sudah muak dan daun telinga terasa sakit akibat tali masker.  

Sayangnya, dua dari teman satu ruangan saya masih dinyatakan Positif  jadi mereka tidak diizinkan pulang. Mereka harus stay satu minggu lagi. Terlihat jelas wajah kecewa mereka. Begitu juga dengan beberapa penghuni ruang isolasi lainnya terlihat ada yang sedih melihat saya sudah diperbolehkan pulang. Oiya, kenapa mereka sedih, karena selama di ruang isolasi, saya sering membantu mereka (terutama ibu-ibu) yang butuh bantuan. Misalkan, mengambil paket dari keluarga mereka yang berada di lantai satu. Untuk turun ke lantai satu rasanya mereka kelelahan banget. Dengan suka rela saya mengambilkan titipan dari keluarga mereka yang rata-rata pakaian dan makanan.

Biasanya ibu-ibu yang sering saya tolong suka memberi makanan yang dibawakan keluarganya. Tapi, karena saya juga banyak makanan dari rumah, makanan tersebut saya terima dan saya bagi-bagikan juga untuk teman satu ruangan saya. Ya, saling berbagi itu indah.

Sebelum keluar dari ruang isolasi, saya harus mengikuti protokol juga. Pasien yang hendak meninggalkan ruang isolasi harus memakai pakaian yang benar-benar higenis alias bersih. Harus mandi dahulu dan pakaian yang kotor tidak boleh dibawa. Harus ditinggal untuk di laundry di RS (rumah sakit ini baik banget. Mereka melayani pasien Covid dengan sempurna). Pakaian yang di laundry bisa diambil Kembali beberapa hari kemudian.

Begitu juga dengan saya, sebelum keluar dari ruang isolasi, saya digiring ke kamar mandi di ruangan khusus untuk pasien covid. Jadi, setelah keluar dari ruang isolasi, saya langsung berada di ruangan kecil yang ada  kamar mandinya. Disitu saya mandi dan ganti pakaian. Ukurannya juga lumayan kecil (2x3 atau 3x3). Selesai bersih-bersih, kemudian petugas menjemput saya dari ruangan dan membawa saya ke ruang menuju pintu keluar RS.  Sebelum keluar, seluruh badan saya dan tas saya Kembali di semprot disinfektan. Baru deh baoleh melangkah lagi.

jendela ruang isolasi lantai 2 (foto:dokpri)
jendela ruang isolasi lantai 2 (foto:dokpri)

Tiba di pintu keluar, saya bertemu dengan tim medis lainnya yang bertugas menyerahkan obat dan vitamin untuk saya minum selama di rumah serta hasil swab dan surat untuk konsultasi ke dokter 7 hari berikutnya.  Dan, meski saya sudah bebas dari ruang isolasi, saya wajib isolasi mandiri lagi di rumah sekitar 1 sampai 2 minggu. Saya mematuhi itu.

Ketika sudah berada di luar Rumah Sakit rasanya saya senangggggg banget. Saya mendongakkan wajah ke langit dan bertaka "Thanks Lord, Terimakasih atas pengalaman hidup yang sangat berharga ini. Terimakasih atas kesempatan untuk bisa Kembali bebas menghirup udara segar."

Lalu, saya ke tempat parkir, motor saya yang sudah 8 hari terparkir di tempat parkir harus saya panaskan terlebih dahulu sebelum dikemudiakan. Oiya, untuk ongkos parkir selama 8 hari, saya hanya membayar Rp.30 ribu saja. Sedangkan untuk mobil membayar parkir rp.50.000.

Ada rasa haru dan sedih saat meninggalkan teman-teman yang sudah menjadi bagian dari perjalanan kisah hidup saya. Ya, kami para Survivor Covid sering saling support, saling menguatkan dan saling berbagi kisah.  Dan, kisah dibalik ruang isolasi pasien Covid pun berakhir sampai disini. Karena saya sudah terbebas dari ruangan itu. Kalian bisa membaca kisah-kisah perjalanan saya setelah Kembali sehat dan Kembali aktif traveling lagi.  

Semoga, kalian yang membaca kisah sayaaini bisa mengambil hikmah dari pengalaman saya selama berada di ruang isolasi pasien covid.

Pesan saya, jangan pernah menyepelekan Covid 19 apalagi sampai menganggap covid itu hanya hoax. Bahkan masih banyak di luar sana yang menganggap Covid itu tidak ada. Covid itu pembodohan. Saya tidak perlu berdebat dengan orang-orang ber-ego tinggi itu. Hanya dengan terpapar lah mereka akan menyadari betapa berharganya nyawa itu. Betapa bahayanya Covid itu apalagi jika kita memiliki penyakit penyerta alias komorbid maka si covid bisa menyerang dengan leluasannya.

thank you tim medis (foto:dokpri)
thank you tim medis (foto:dokpri)

Teruntuk para dokter, tim medis, petugas mengantar makanan, petugas kebersihan, security dan semua yang terlibat dalam penanganan pasien Covid, dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengucapkan banyak terimakasih. Saya faham betul bagaimana perjuangan kalian, pengorbanan kalian terhadap pasien-pasien covid. Namun, di luar sana, masih banyak yang menghujat kalian.

Percayalah, upah kalian ada di surga sana. Segala kebaikan kalian akan berbalas dengan kebaikan.

Stay safe and Stay Healthy everyone!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun