Pernahkah kita membayangkan, berapa besar risiko yang akan didapat bila Godzilla dan Kong benar-benar bertarung ditengah kota? Hal yang sangat tidak mungkin untuk dilakukan bukan.
Film Godzilla vs. Kong (2021) ini diproduksi dengan bantuan teknologi CGI dan Green Screen. Teknologi CGI merupakan teknologi yang tidak asing digunakan dalam film dengan genre fiksi ilmiah. Bahkan pada masa sekarang ini, film dengan genre lainnya juga sering menggunakan teknologi CGI.
Apa itu teknologi CGI?
Teknologi CGI atau Computer Generated Imagery merupakan teknologi canggih yang digunakan dalam sebuah film. Tujuannya untuk memberikan efek visual yang dapat menghasilkan kualitas karya yang lebih realistis. (Rahmad, 2011, hal. 20).
Sebelum kita membahas lebih dalam lagi mengenai teknologi CGI dalam film Godzilla vs. Kong. Mari kita bahas sedikit mengenai perkembangan film dan perkembangan teknologi dalam film-film yang mengangkat monster fiksi Godzilla ini.
Pada awalnya film tercipta dari adanya perkembangan photography. Film tidak berwarna-warni seperti yang kita lihat di masa sekarang ini. Film hanya berwarna hitam putih dan dengan durasi yang sangat singkat.Â
Kinetograph
Kinetograph merupakan kamera gambar gerak pertama yang ditemukan oleh Thomas Alfa Edison bersama dengan asistennya William Kennedy Laurie Dickson. Film yang mereka buat yaitu berjudul The Edison Kinetosopic Record of a Sneeze atau lebih dikenal dengan sebutan Fred Ott's Sneeze. (Barsam & Monahan, 2019, hal. 363).
Film pendek yang dirilis tahun 1894 ini direkam menggunakan kinetograph dan masih berwarna hitam putih. Kualitas gambar yang dihasilkan juga masih buram. Walaupun kualitas film yang dihasilkan masih rendah tapi kinetograph ini menjadi awal baru dalam perkembangan industri film. Film lain yang dikenal sebagai film pertama yang dibuat tanpa menggunakan kumpulan gambar adalah film ciptaan Lumiere Brothers yang berjudul Arrival of a Train at La Ciotat (1895).Â
Godzilla 1954
Balik lagi ke bahasan utama kita yaitu film Godzilla. Film yang mengangkat karakter Godzilla pertamakali dirilis tahun 1954. Godzilla sendiri merupakan karakter fiksi yang digambarkan sebagai monster reptil yang berwarna coklat. Tapi film yang dirilis tahun 1954 tersebut hanya menampilkan warna hitam putih. Sehingga tidak banyak orang yang tahu warna asli dari Godzilla tersebut.
Pada film Godzilla (1954), Godzilla masih menggunakan kostum yang berisi aktor. Kostum tersebut memiliki berat 100 kilogram. Kostum Godzilla ini dapat menyebabkan aktor kesulitan bernafas. Bahkan pada tahun 2017, aktor yang memerani film Godzilla (1954) yaitu Haruo Nakajima dilaporkan meninggal karena pneumonia. (Meodia, 2017, para. 1-2).Â
Haruo memakai kostum Godzilla sebanyak 12 kali yaitu  dari tahun 1954 sampai 1972. Banyak artikel yang mengatakan secara tidak langsung, bahwa hal ini bisa saja disebabkan oleh kostum Godzilla yang pernah Haruo gunakan. (Goldman, 2017, para. 6).
Awal Mula Penggunaan Teknologi CGI dalam Godzilla
Dari Godzilla (1954) mulai banyak film lain yang mengangkat karakter Godzilla. Pada tahun 1998 Amerika mencoba memproduksi film Godzilla dengan menggunakan teknologi CGI. Hal ini menjadi salah satu bukti adanya perkembangan teknologi yang mempengaruhi film.
Hingga pada tahun 2014, Jepang yaitu negara yang pertamakali mengenalkan karakter Godzilla ini akhirnya menggunakan teknologi CGI dalam pembuatan film mereka. Alasannya tidak lain adalah karena film terdahulu mereka dianggap sangat tradisional.
Teknologi CGI dan Godzilla vs. Kong (2021)
Film Godzilla vs. Kong (2021) ini merupakan film bergenre fiksi ilmiah dan laga. Film ini memiliki alur cerita yang menarik. Penggambaran karakter Godzilla dan Kong dalam film ini juga sangat baik. Teknologi CGI yang digunakan sangat membantu dalam mempertajam karakter monster fiksi tersebut.
Godzilla yang ada dalam film tersebut memiliki efek visual yang sangat hebat dan detail. Terlihat dari visual Godzilla yang sangat realistis seperti monster sungguhan. Kulit Godzilla benar-benar seperti reptil sungguhan. Padahal itu hanya efek visual dari CGI.
Dalam film yang dirilis tahun 2021 tersebut Godzilla dan Kong diceritakan mengalami pertarungan yang hebat. Pertarungan tersebut dilakukan di beberapa tempat yang tidak mungkin bila direkam menggunakan kamera dan tempat asli secara langsung. Tapi berkat bantuan teknologi CGI dan green screen, hal tersebut tidak menjadi kendala besar.Â
Film ini juga memiliki efek audio yang sangat baik. Banyak sekali efek ledakan dan gemuruh yang memperkuat suasana film. Tidak hanya itu saja, pencahayaan dalam film ini juga menjadikan film ini sangat hidup. Walaupun banyak menggunakan teknologi CGI, film ini tetap berusaha untuk menggunakan latar tempat yang sesungguhnya. Jadi tidak semua latar tempat dalam film menggunakan green screen.
Manfaat Teknologi CGI dalam film Godzilla vs. Kong (2021)
Film yang diproduksi oleh Legendary dan Warner Bros ini berhasil memperoleh pendapatan sebesar 442,5 juta dollar Amerika atau sekitar 6,3 trilliun rupiah. (Sulistya, 2021, para. 1). Padahal biaya produksi yang mereka pakai adalah sekitar 165 juta dollar Amerika. (Riandi, 2021, para. 6). Hal ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh teknologi CGI. Walaupun teknologi ini adalah teknologi canggih dan mahal, tapi teknologi CGI ini dapat menghemat waktu dan biaya produksi.
Teknologi CGI dalam film ini juga dapat mengurangi risiko terjadi kecelakan. Apalagi banyak sekali adegan film yang berbahaya. Penggunaan kostum pada aktor juga tidak diperlukan lagi karena adanya CGI ini.
Implikasi Sosial
Selain Godzilla vs. Kong (2021), banyak sekali film yang diproduksi dengan bantuan teknologi CGI. Film yang menggunakan efek visual CGI terlihat lebih hidup dan realistis. Film yang menggunakan efek visual CGI ini menjadi hal yang populer di masyarakat. Tidak sedikit orang yang menyukai film fiksi ilmiah yang menggunakan teknologi CGI. Bisa dikatakan, teknologi CGI ini terbukti dapat mengembangkan minat penonton dalam genre film fiksi. Â Di Indonesia sendiri, minat menonton film fiksi cukup besar. Buktinya banyak film Indonesia yang mulai menggunakan teknologi CGI ini. Salah satu contohnya adalah film Gundala yang dirilis tahun 2019.
Daftar Pustaka:
Barsam,R. & Monahan, D. (2019). Looking at Movies. New York:W.W. Norton & Company
Meodia. (2017, Agustus 8). Aktor Jepang Pemeran Godzilla Meninggal Dunia. Antaranews.com. Diakses melalui antaranews
Rahmad. (2011). Digital Compositing dalam Film Animasi 3 Dimensi. Capture, 3(1), 19-27.
Riandi. (2021, April 19). Godzilla vs Kong Kembali Rajai Box Office Amerika. Kompas.com. Diakses melalui kompas
Sulistya. (2021, Juni 22). Godzilla vs. Kong Raih Pendapatan Global Rp 63 Triliun. Republika.co.id. Diakses melalui republika
Goldman. (2017, Agustus 8). Haruo Nakajima, the First Actor to Play Godzilla, Dies at 88. The New York Times. Diakses melalui nytimes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H