Film yang diproduksi oleh Legendary dan Warner Bros ini berhasil memperoleh pendapatan sebesar 442,5 juta dollar Amerika atau sekitar 6,3 trilliun rupiah. (Sulistya, 2021, para. 1). Padahal biaya produksi yang mereka pakai adalah sekitar 165 juta dollar Amerika. (Riandi, 2021, para. 6). Hal ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh teknologi CGI. Walaupun teknologi ini adalah teknologi canggih dan mahal, tapi teknologi CGI ini dapat menghemat waktu dan biaya produksi.
Teknologi CGI dalam film ini juga dapat mengurangi risiko terjadi kecelakan. Apalagi banyak sekali adegan film yang berbahaya. Penggunaan kostum pada aktor juga tidak diperlukan lagi karena adanya CGI ini.
Implikasi Sosial
Selain Godzilla vs. Kong (2021), banyak sekali film yang diproduksi dengan bantuan teknologi CGI. Film yang menggunakan efek visual CGI terlihat lebih hidup dan realistis. Film yang menggunakan efek visual CGI ini menjadi hal yang populer di masyarakat. Tidak sedikit orang yang menyukai film fiksi ilmiah yang menggunakan teknologi CGI. Bisa dikatakan, teknologi CGI ini terbukti dapat mengembangkan minat penonton dalam genre film fiksi. Â Di Indonesia sendiri, minat menonton film fiksi cukup besar. Buktinya banyak film Indonesia yang mulai menggunakan teknologi CGI ini. Salah satu contohnya adalah film Gundala yang dirilis tahun 2019.
Daftar Pustaka:
Barsam,R. & Monahan, D. (2019). Looking at Movies. New York:W.W. Norton & Company
Meodia. (2017, Agustus 8). Aktor Jepang Pemeran Godzilla Meninggal Dunia. Antaranews.com. Diakses melalui antaranews
Rahmad. (2011). Digital Compositing dalam Film Animasi 3 Dimensi. Capture, 3(1), 19-27.
Riandi. (2021, April 19). Godzilla vs Kong Kembali Rajai Box Office Amerika. Kompas.com. Diakses melalui kompas
Sulistya. (2021, Juni 22). Godzilla vs. Kong Raih Pendapatan Global Rp 63 Triliun. Republika.co.id. Diakses melalui republika
Goldman. (2017, Agustus 8). Haruo Nakajima, the First Actor to Play Godzilla, Dies at 88. The New York Times. Diakses melalui nytimes