Mohon tunggu...
Bara Susanto
Bara Susanto Mohon Tunggu... -

Indonesian Lovolog and Sexual Intelligence (SI) Expert

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Aku Harus Membunuhmu?

17 Desember 2017   23:38 Diperbarui: 20 Desember 2017   20:49 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu jam yang lalu mungkin kita adalah pasangan yang paling bahagia di bumi ini.  Namun sedetik kemudian salah satu diantaranya bisa menjadi orang pang paling menderita dan terus bercucuran air mata. Karena seseorang yang paling bisa membuat bahagia dan menderita adalah pasangan kita sendiri. Pasangan adalah orang terdekat dalam kehidupan kita yang bisa menjadi teman atau musuh dalam selimut. No once ever knows about this.

Pernyataannya mengapa cinta itu seperti perjudian? Kadang mendapatkan kebahagiaan dan sering juga mendapatkan penderitaan. Kapan dapat teman atau musuh dalam selimut. Kapan bisa sepakat atas berbagai hal dan kapan sudah tidak bisa sepakat, bahkan untuk hal yang paling sederhana sekalipun.

Berbagai kenyataan hidup yang berbeda dengan keinginan inilah yang menjadi sumber ketidaksepakatan. Misalnya, seseorang yang ternyata sudah tidak mencintai pasangannya lagi dan ingin untuk berpisah. Namun pasangannya tidak sepakat untuk berpisah, karena masih ingin hidup bahagia dan harmonis. Terjadilah perdebatan untuk mempertahankan keinginan masing-masing.

"Maaf, Aku ingin berpisah"

"Tidak! Aku tidak ingin berpisah. Kita seharusnya bisa bahagia seperti dulu"

"Ya... itu dulu dan itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu. Maaf, aku sudah tidak ingin bersama mu lagi"

"Mengapa? Aku masih bahagia bersama mu"

"Tapi aku tidak....."

Akan selalu ada pertanyaan "mengapa?" yang tidak pernah bisa terjawab dengan jelas dan sistematis. Akibatnya, terjadilah perdebatan kecil, besar, hingga ada kekerasan hanya untuk mencari jawaban atas "mengapa" dan memaksa untuk SEPAKAT.

Dan saat diujung ketidakkesepakatan. Kekerasan atau penyiksaan secara verbal, fisik, hingga terjadinya pembunuhan dianggap sebagai jalan terbaikuntuk mencapai kebahagiaan yang hilang.  Otak terdangkal lah yang kemudian bekerja.  Sepakat atau tidak sama sekali!

Inilah bukti nyata jika IQ dan semua kehebatan manusia sama sekali tidak berhubungan cinta dan kebersamaan. Karena IQ selalu gagal untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan semua urusan percintaan. Tentu saja IQ bukanlah kecerdasan yang tepat untuk diandalkan dalam percintaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun