Mohon tunggu...
Bang Bara
Bang Bara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Ideologis

Hanya Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tolikara = Toleransi Salah Arah

30 Juli 2015   17:52 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:40 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin pendapat penggiat social media Dede Sulaiman dalam statusnya, bisa meluruskan mereka toleransi salah arah itu. Dikatakannya, “Mari pakai logika yang sama degan GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) Papua. Misal, Di Jakarta saat bertepatan degan tanggal 25 Desember 2015, umat Islam di Jakarta akan mengadakan Tabligh Akbar level Internasional yg dihadiri oleh perwakilan umat Islam dari seluruh dunia. Dan MUI Jakarta menulis surat pemberitahuan kepada umat kristen di Jakarta agar di hari itu mereka dilarang untuk melakukan perayaan natal apapun di wilayah Jakarta karena bentrok dengan acara Tabligh Akbar, termasuk tidak boleh melakukan kebaktian dan Misa di gereja gereja mereka, tidak boleh membunyikan terompet dan lonceng gereja. Jika mereka melanggar, maka MUI tidak bertanggungjawab jika ada yang membakar gereja....

Gimana dul?? Mau pake Logika yg sama?? Kalopun nanti ada yg bakar gereja, umat Islam gak usah khawatir disalahkan, karena wapres kita (kakek JK) akan menyalahkan bunyi Lonceng gereja... bukan yg bakar gereja. FAIR kan??”

 

Penutup

Sebagai umat Islam kita sadar bahwa kebohohan tidak harus di balas dengan kebodohan, kebiadapan tidak harus di balasa dengan kebiadapan. Tapi soal Tolikara adalah soal, pelecehan umat islam. Dimana Umat islam sedang merayakan Hari Rayanya dengan sengaja mereka memaksa untuk memberhentikan dan akumulasinya adalah pembakaran masjid. Ini namanya pelecehan sesungguhnya. Adanya surat pemberitahuan di awal oleh GIDI menjadi bukti bahwa ini bukan sesuatu tanpa rencana. Apakah ini namanya toleransi? Untuk GIDI harus di ingat, Imam kami yakni, imam syafii rohimahullah di dalam hilyatul Auliya Juz 4/112, Quwatul Qulub mengatakan "siapa yang dibikin marah tapi tidak marah maka dia keledai dan siapa yang dibikin marah tapi tidak marah maka dia adalah Syaithon (setan) " maktabah syamilah Ihya Ulumiddin Juz 2/34.  Dan kami tidak mau menjadi Syaithon. Wallahualam.

 

Penulis : Aktivis Hizbut Tahrir Sumut

                  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun