Mungkin pendapat penggiat social media Dede Sulaiman dalam statusnya, bisa meluruskan mereka toleransi salah arah itu. Dikatakannya, “Mari pakai logika yang sama degan GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) Papua. Misal, Di Jakarta saat bertepatan degan tanggal 25 Desember 2015, umat Islam di Jakarta akan mengadakan Tabligh Akbar level Internasional yg dihadiri oleh perwakilan umat Islam dari seluruh dunia. Dan MUI Jakarta menulis surat pemberitahuan kepada umat kristen di Jakarta agar di hari itu mereka dilarang untuk melakukan perayaan natal apapun di wilayah Jakarta karena bentrok dengan acara Tabligh Akbar, termasuk tidak boleh melakukan kebaktian dan Misa di gereja gereja mereka, tidak boleh membunyikan terompet dan lonceng gereja. Jika mereka melanggar, maka MUI tidak bertanggungjawab jika ada yang membakar gereja....
Gimana dul?? Mau pake Logika yg sama?? Kalopun nanti ada yg bakar gereja, umat Islam gak usah khawatir disalahkan, karena wapres kita (kakek JK) akan menyalahkan bunyi Lonceng gereja... bukan yg bakar gereja. FAIR kan??”
Penutup
Sebagai umat Islam kita sadar bahwa kebohohan tidak harus di balas dengan kebodohan, kebiadapan tidak harus di balasa dengan kebiadapan. Tapi soal Tolikara adalah soal, pelecehan umat islam. Dimana Umat islam sedang merayakan Hari Rayanya dengan sengaja mereka memaksa untuk memberhentikan dan akumulasinya adalah pembakaran masjid. Ini namanya pelecehan sesungguhnya. Adanya surat pemberitahuan di awal oleh GIDI menjadi bukti bahwa ini bukan sesuatu tanpa rencana. Apakah ini namanya toleransi? Untuk GIDI harus di ingat, Imam kami yakni, imam syafii rohimahullah di dalam hilyatul Auliya Juz 4/112, Quwatul Qulub mengatakan "siapa yang dibikin marah tapi tidak marah maka dia keledai dan siapa yang dibikin marah tapi tidak marah maka dia adalah Syaithon (setan) " maktabah syamilah Ihya Ulumiddin Juz 2/34. Dan kami tidak mau menjadi Syaithon. Wallahualam.
Penulis : Aktivis Hizbut Tahrir Sumut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H