Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arete: Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan

2 Juli 2024   08:03 Diperbarui: 2 Juli 2024   08:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sintesis aposteriori/Wikionary

Arete; Sintesis Aposteriori

Arete adalah sebuah konsep yang berasal dari Yunani kuno, terutama dalam konteks filsafat dan budaya Yunani. Kata "arete" secara harfiah berarti "keunggulan" atau "kebajikan," dan merujuk pada kualitas tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia atau sesuatu. Dalam filsafat Yunani, terutama dalam karya-karya Plato dan Aristoteles, arete adalah konsep sentral yang berkaitan dengan pencapaian potensi maksimal seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam konteks moral dan etika, arete merujuk pada kebajikan atau karakter yang baik. Ini mencakup sifat-sifat seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Bagi Aristoteles, arete adalah kondisi jiwa yang memungkinkan seseorang untuk hidup dengan baik dan bertindak sesuai dengan rasio.  

Arete juga dapat merujuk pada keunggulan dalam fungsi atau peran tertentu. Misalnya, pedang yang memiliki arete adalah pedang yang sangat tajam dan efektif dalam pertempuran. Demikian pula, seorang pemimpin dengan arete adalah seseorang yang sangat efektif dalam memimpin dan menginspirasi orang lain. 

Dalam konteks intelektual, arete merujuk pada kebijaksanaan dan pengetahuan. Plato dan Aristoteles melihat kebijaksanaan sebagai salah satu kebajikan tertinggi yang mencerminkan arete karena memungkinkan seseorang untuk memahami kebenaran dan bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut.

Dalam karya-karya Plato, arete sering dikaitkan dengan jiwa yang harmonis dan seimbang. Dalam dialog seperti "Republic," Plato menggambarkan arete sebagai keadaan di mana setiap bagian dari jiwa (rasional, emosional, dan desir) berfungsi sesuai dengan sifatnya dan berada dalam harmoni. Bagi Plato, pencapaian arete memerlukan pendidikan dan pengembangan diri yang berkelanjutan. 

Aristoteles mengembangkan konsep arete lebih lanjut dalam "Nicomachean Ethics," di mana ia menggambarkan kebajikan sebagai keadaan menengah antara dua ekstrem (misalnya, keberanian adalah keadaan menengah antara kepengecutan dan kebodohan). Menurut Aristoteles, arete adalah hasil dari kebiasaan dan tindakan berulang yang membentuk karakter seseorang. Pencapaian arete, atau kehidupan yang baik, melibatkan tindakan sesuai dengan rasio dan kebajikan.

 Selain dalam filsafat, konsep arete juga memainkan peran penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yunani kuno. Arete dianggap sebagai tujuan hidup yang layak dikejar dalam berbagai bidang, termasuk olahraga, seni, politik, dan militer. Pahlawan-pahlawan dalam mitologi Yunani, seperti Achilles dan Odysseus, sering digambarkan sebagai individu yang memiliki arete dalam berbagai aspek, baik dalam keberanian, kecerdasan, maupun keahlian bertarung. 

Konsep arete masih relevan hingga saat ini sebagai panduan untuk pengembangan diri dan pencapaian potensi maksimal dalam kehidupan. Arete mengajarkan pentingnya keseimbangan, kebajikan, dan keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks individu maupun masyarakat. 

Sintesis aposteriori adalah konsep dalam epistemologi yang diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Immanuel Kant. Konsep ini merujuk pada jenis pengetahuan yang diperoleh setelah atau melalui pengalaman. Pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman empiris. Ini berarti bahwa pengetahuan tersebut hanya dapat diperoleh setelah seseorang mengalami sesuatu secara langsung melalui pancaindra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun