Dalam era globalisasi, fenomena treaty shopping dan penghindaran pajak berganda telah menjadi isu yang semakin kompleks dan mendesak dalam konteks perpajakan internasional. Treaty shopping, yang melibatkan eksploitasi perjanjian perpajakan internasional oleh entitas bisnis untuk mendapatkan keuntungan pajak yang tidak sesuai dengan tujuan perjanjian, dan penghindaran pajak berganda, yang bertujuan untuk menghindari dikenakan pajak oleh dua yurisdiksi berbeda, menjadi praktik yang merusak keadilan dan efisiensi sistem perpajakan global. Dalam upaya memahami dan mengatasi masalah ini, dua metode analisis wacana, yakni Analisis Wacana Deskursif (AWD) dan Analisis Wacana Kritis (AWK), dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana bahasa dan wacana yang digunakan dalam dokumen hukum dan komunikasi publik mempengaruhi praktik-praktik tersebut.
Analisis Wacana Deskursif berfokus pada bagaimana bahasa digunakan dalam konteks tertentu untuk membentuk realitas sosial. Dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, AWD dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana bahasa dalam perjanjian perpajakan, laporan perusahaan, dan pernyataan resmi pemerintah digunakan untuk membentuk dan mempertahankan praktik-praktik ini. Â
AWD dapat menganalisis bagaimana klausul-klausul dalam perjanjian perpajakan disusun dan bagaimana interpretasi bahasa yang ambigu memungkinkan perusahaan untuk mencari celah hukum (loopholes) untuk mengurangi beban pajak mereka. Â Analisis wacana pada laporan keuangan perusahaan dan pernyataan publik dapat mengungkap bagaimana perusahaan menggunakan bahasa untuk melegitimasi praktik treaty shopping dan menunjukkan kepatuhan formal terhadap peraturan pajak internasional, sambil mengaburkan praktik-praktik yang sebenarnya. Analisis diskursif dapat melihat bagaimana perusahaan menjelaskan penggunaan entitas perantara di negara-negara dengan perjanjian pajak yang menguntungkan, dan bagaimana bahasa yang digunakan mencerminkan strategi penghindaran pajak.Â
Analisis Wacana Kritis berfokus pada bagaimana wacana mencerminkan dan memperkuat kekuasaan, dominasi, dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, AWK dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana kekuatan ekonomi dan politik tercermin dalam bahasa yang digunakan oleh pemerintah, organisasi internasional, dan perusahaan multinasional. AWK dapat mengkaji bagaimana perjanjian perpajakan internasional dirancang oleh negara-negara kuat untuk menguntungkan perusahaan multinasional dan bagaimana bahasa dalam perjanjian ini mencerminkan kekuasaan dan ideologi tertentu. Analisis wacana kritis pada liputan media tentang penghindaran pajak dapat mengungkap bagaimana media mempengaruhi persepsi publik tentang praktik treaty shopping dan bagaimana wacana ini dapat digunakan untuk mempertahankan atau menantang kekuasaan korporasi.Â
AWK dapat menganalisis bagaimana pernyataan resmi dari pemerintah dan organisasi internasional seperti OECD mencerminkan dan memperkuat posisi mereka dalam perang melawan penghindaran pajak dan bagaimana bahasa ini dapat digunakan untuk mendesak perubahan kebijakan.Â
Penggunaan metode Analisis Wacana Deskursif dan Analisis Wacana Kritis dalam mengkaji treaty shopping dan penghindaran pajak berganda menawarkan perspektif yang mendalam tentang bagaimana bahasa dan wacana digunakan untuk membentuk, melegitimasi, dan mengkritik praktik-praktik ini. AWD memberikan wawasan tentang penggunaan bahasa dalam konteks spesifik untuk membentuk realitas hukum dan bisnis, sementara AWK mengungkap bagaimana wacana mencerminkan dan memperkuat hubungan kekuasaan dalam konteks perpajakan global. Dengan memahami dinamika wacana ini, pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi penghindaran pajak dan menciptakan sistem perpajakan internasional yang lebih adil dan transparan.