Di tengah hiruk pikuk kota yang gemerlap,
terselubung rahasia keadailan yang rapuh...
pada rimba beton, di antara bangunan yang menjulang,
terperangkap kisah pahit, nyaris tak terungkap...
Pajak, mereka memanggilnya dengan suara yang gemuruh,
namun, di dalamnya, tersembunyi pula kecurangan yang mengguruh..
Pada lapisan borjuis dan elit yang berkuasa,
pajak menjadi alat untuk keuntungan yang mereka rasa..
Dalam labirin hitam kantong- kantong uang,
berputarlah mereka para pemangku kepentingan,
mengatur permainan demi kepentingan diri sendiri,Â
sementara rakyat terhimpit, tercekik, dan terkubur...
Di bawah sinar bulan, di tempat tersembunyi,
oeretmuan gelap terjadi, di antara mereka yang berkemeja dan berdasi..
Di atas meja, dokumen- dokumen berubah- ubah,
Pencitraan hukum, untuk keuntungan yang jelas- jelas tak halal.
Pajak, sebuah jebakan yang berpura laku adil,
namun dalam prakteknya, banyak merampok rakyat kecil..
Bunga- bunga pajak, menggantung seperti belati,
mengiris kehidupan, menyisakan luka yang tak terkati..
Korupsi, kata yang seing terdengar di lorong- lorong,
seolah menjadi lagu yang terputar di ulang- ulang..
tetapi siapa yang benar- benar memikirkannya?
Dalam jubah kekuasaan, mereka tertawa dengan bebasnya..
Di belakang layar, di balik tirai kekuasaan,
terkuak jaring laba- laba korupsi..
Konsultan, petugas, pengacara,
semua membentuk aliansi gelap, menuai keuntungan tak terduga..
Rakyat, mereka yang terpinggirkan dan terpinggir,
menjadi sasaran empuk para pemangku kepentingan..
mereka membayar pajak, sementara elit mempermainkan hukum,
Ketidakadilan menjadi lagu yang terus bergema di dalam gubuk- gubuk kumuh..
Di mana keadilan? di mana kebenaran?
dalam dunia yang dipenuhi oleh tujuan- tujuan yang busuk,
keadilan terkubur dalam kuburan kepentingan..
dan kebenaran, hanya sepotong kain putih yang ternoda bercak bangkai
Oh, pertiwi, dari mana kita menemukan cahaya?
di tengah kegelapan yang tak kunjung usai..
Di tengah hutan beton yang menjulang tinggi,
kita mengais keadilan yang lama hilang dari sisi..
Tidak akan menyerah kita pada kehampaan,
biarlah jeritan ini menjadi saksi..
akan kita teriakkah kebenaran dengan suara lantang,
hingga mentari kembali menerangi bumi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H