Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Schleriermacher, Nacherleben dan Audit Pajak

27 Maret 2024   11:58 Diperbarui: 27 Maret 2024   12:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher; Sebuah Paradigma

Schleiermacher adalah seorang teolog, filsuf dan pendeta Kristen Protestan yang berasal dari Jerman dan hidup pada awal abad 18 hingga pada awal abad 19. Dia dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam pemikiran Kristen Protestan Liberal dan merupakan tokoh penting dalam gerakan pembaruan teologis di Jerman pada masanya.

Schleiermacher dikenal karena karyanya dalam teologi, filsafat, hermeneutika dan etika. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "Reden uber die Religion" (Speeches on Religion, 1874),  di mana dia membahas esensi agama dalam konteks pengalaman dan perasaan manusia. Dia juga dikenal karena memperkenalkan gagasan bahwa agama adalah ekspresi dari perasaan terhadap yang tak terbatas, sebuah gagasan yang memiliki pengaruh besar dalam pemikiran teologis modern. Schleiermacher juga memainkan peranan penting dalam pendidikan teologis di Jerman, termasuk mendirikan sekolah tinggi teologi di kota Berlin. Karyanya memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah teologi Protestan dan pemikiran filsafat.

Paradigma Schleiermacher mencakup berbagai konsep yang sangat mempengaruhi pemikiran teologis dan filsafat yang meliputi:

  • Pengalaman religius, salah satu konsep sentral dalam pemikiran Schleiermacher adalah bahwa agama adalah pengalaman langsung manusia terhadap sesuatu yang bersifat Ilahi. Menurutnya, esensi agama terletak dalam perasaan dan pengalaman spiritual individu, bukan dalam doktrin atau ajaran teologis formal.
  • Perasaan dan intuisi, Schleiermacher menekankan pentingnya perasaan (gefuhl) dan intuisi (anschauung) dalam pengalama religius. Schleiermacher berpendapat bahwa pengalaman agama terjadi melalui perasaan keagungan, keterkejutan dan keterhubungan dengan Yang Ilahi.
  • Keterkaitan dengan alam semesta, Schleiermacher melihat manusia sebagai bagian yang terkait erat dengan alam semesta dan Yang Ilahi. Pengalaman agama dihubungkan dengan kesadaran akan ketergantungan manusia pada kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri.
  • Teologi Kristiani, meskipun Schleiermacher menekankan pengalaman agama yang universal, dia juga berusaha mengintegrasikan gagasan-gasannya dengan tradisi Kristen. Baginya, Kristus adalah gambaran paling sempurna dari hubungan manusia dengan Yang Ilahi, dan Kekristenan menyediakan sarana untuk memperdalam pengalam religius.
  • Hermeneutika, Scheleiermacher juga dikenal karena kontribusinya dalam hermeneutika, yakni studi tentang interpretasi teks. Dia mengembangkan pendekatan hermeneutika yang menekankan pemahaman historis dan kontekstual terhadap teks serta pentingnya interpretasi subjektif dalam memahami makna teks.

Kerangka pikir Schleiermacher  mencerminkan perpaduan antara teologi, filsafat dan pendekatan hermeneutika yang mendalam, yang memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan pemikiran teologis dan filsafat modern.

Nacherleben, Kaitannya dengan Audit Pajak

"Nacherleben" adalah istilah dalam bahasa Jerman yang secara harfiah dapat diterjemahkan dalam "mengalami kembali" atau "menghidupkan kembali". Dalam paradigma Friedrich Schleiermacher, konsep nacherleben merujuk pada proses subjektif di mana seseorang mengalami kembali atau menghidupkan kembali pengalaman yang telah dialami oleh seseorang yang lain, seperti dalam pengalaman membaca atau mendengarkan kisah.

Nacherleben berkaitan dengan paradigma berpikir Schleiermacher dalam pendekatan hermeneutikanya. Schleiermacher menekankan pentingnya interpretasi subjektif dalam memahami teks-teks agama, khususnya Alkitab. Baginya pembaca atau pendengar harus dapat mengalami kembali pengalaman yang sama yang dialami oleh penulis asli teks tersebut. Dengan kata lain, untuk memahami teks dengan benar, seseorang harus dapat merasakan kembali makna yang terkandung dalam teks tersebut dengan cara yang serupa dengan penulisnya. Konsep nacherleben ini menyoroti pendtingnya empati dan pengalaman subjektif dalam proses interpretasi teks. Hal ini menunjukkan pendekatan hermeneutikanya yang menekankan pada dimensi subjektivitas dalam memahami dan merespons.

Dalam konteks audit pajak, kita dapat mempertimbangkan konsep nacherleben dalam hal interpretasi dan pemahaman ulang informasi keuangan atau data yang terkait dengan audit pajak. Meskipun istilah ini dalam konteks audit pajak adalah hal yang kurang lazim, kita tetap dapat melihatnya dalam analaogi yang mungkin berguna.

Dalam audit pajak, auditor bertanggung jawab untuk memeriksa catatan keuangan dan informasi lainnya yang relevan untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan perpajakan dan standar akuntansi yang berlaku. Konsep nacherleben dapat diterapkan dalam dua aspek, yaitu:

  • Interpretasi subjektif, Auditor harus mampu memahami konteks bisnis dan transaksi yang sedang diaudit secara subjektif. Mereka harus dapat mengalami kembali situasi dan kondisi yang mendasari transaksi keuangan untuk memahami dengan tepat bagaimana catatan keuangan terbentuk dan apakah mereka mencerminkan realitas bisnis dengan benar.
  • Merasakan kembali pengalaman, Auditor juga harus mampu menghidupkan dan merasakan kembali pengalaman yang mungkin dialami oleh pelaku bisnis atau individu yang terlibat dalam transaksi keuangan. Ini bisa mencakup pemahaman akan keputusan bisnis yang diambil dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pencatatan keuangan.

Dengan menggunakan konsep nacherleben dalam audit pajak, auditor dapat mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dan berorientasi pada konteks dalam mengevaluasi kepatuhan perpajakan dan keakuratan pelaporan keuangan. Ini dapat membantu auditor dalam memahami secara lebih baik implikasi dari informasi keuangan yang sedang diperiksa dan memungkinkan mereka untuk membuat penilaian yang lebih akurat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun