Mohon tunggu...
Baqiyatus Sholikhah
Baqiyatus Sholikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Animal Science

Student"s at Diponegoro University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rusa Timor, Satwa Tropis yang Banyak Manfaatnya

16 Desember 2021   20:37 Diperbarui: 16 Desember 2021   20:40 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis : Nurul Hidayah, Nurul Fauziyah, Ivo Dinda Saputri, Nurun Ni'mah, Tarisa Rahmi, Fajar Fidianto, Satya Kumala Devi, Salma Putri Tsani, Sastya Rarastiti, Baqiyatus Sholikhah

Program Studi S1 Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275

Rusa timor (Rusa timorensis) adalah salah satu satwa harapan yang ada di Indonesia. Rusa Timor yang asli berasal dari daerah Jawa dan Bali. Ciri fisik dari rusa timor antara lain memiliki bulu yang berwarna coklat kemerah- merahan hingga abu- abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. 

Selain itu, ciri fisik dari rusa timor adalah memiliki ukuran tubuh yang kecil, dahi yang cekung, tungkai pendek, gigi seri relatif besar, ekor panjang, dan bulu atau rambut berwarna coklat kekuning-kuningan. 

Perbedaan antara rusa timor jantan dengan rusa timor betina antara lain rusa timor jantan memiliki ranggah yang relatif besar, ramping, panjang dan bercabang sedangkan rusa timor betina tidak memiliki ranggah, ukuran tubuh yang lebih kecil, dan memiliki waktu kebuntingan selama 8 bulan, dengan jumlah kelahiran tunggal.

Populasi dari rusa timor ini semakin lama semakin menurun karena adanya pemburuan liar yang dilakukan untuk berbagai kepentingan individu. Selain itu, adanya pertambahan jumlah penduduk serta menyempitnya habitat asli rusa timor juga menyebabkan penurunan jumlah populasi rusa timor. 


Populasi rusa timor yang semakin menurun sehingga keberadaannya dilindungi undang-undang. Saat ini, status rusa timur dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature and Cultural Resource) dikategorikan ke dalam Vulnerable (VU: Rentan), yaitu status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang mengalami resiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. 

Untuk yang dilakukan untuk mencegah kepunahan dan agar populasi rusa timor tetap lestari di alam yaitu melalui konservasi ex situ atau kegiatan penangkaran yang didukung oleh pemerintah. Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai penangkaran rusa timor yang tertulis pada Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. P. 19/ Menhutan-II/ 2005 tanggal 19 Juli 2005 tentang penangkaran tumbuhan dan satwa liar.

Upaya yang dilakukan agar rusa timor tidak punah adalah dengan cara budidaya rusa timur melalui penangkaran. Rusa timur merupakan satwa harapan yang mudah beradaptasi dengan baik sehingga dapat dilakukan penangkaran. Pada saat ini, rusa timor termasuk satwa yang di lindungi berdasarkan peraturan pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. 

Saat ini juga, pemanfaatan dari rusa timor masih dibatasi dengan UU No. 5 Tahun 1990.  Pendirian penangkaran rusa timor membutuhkan persyaratan khusus karena rusa timor termasuk satwa yang dilindungi. Persyaratan khusus tersebut antara lain mengajukan surat permohonan perizinan kepada kepala bidang wilayah. 

Setelah berkas lengkp dan disetujuan oleh kepala bidang wilayah maka dapat dilakukan permintaan berita acara meliputi pemeriksaan persiapan teknis dari kepala bidang yang sudah disetujui dan ditandatangani. Setelah itu, berkas tersebut dietujui dan ditandatangani BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).

Sistem perkandangan rusa timor di berbagai negara bervariasi yang terdiri dari sistem padang umbaran (pedok), intensif, dan ekstensif. Pemeliharaan yang sering disebut ranch farming. Sistem perkandangan rusa timor harus dilengkapi dengan habitat buatan (artificial environmenl) secara permanen berupa kandang isolasi (isolation room) dan Iapangan terbuka (open barn).

Kebanyakan perkandangan rusa timor di Indonesia timur, dinding kandang terbuat dari tumpukan pelepah daun pohon gewang kering, batang pohon yang kering, bambu, kumpulan batu cadas atau juga papan. Namun pada perkandangan modern biasanya dinding menggunakan terali besi atau berbahan tembok di bagian bawah dan pagar besi di bagian atas. 

Pada kandang beratap harus memiliki langit-langit atap minimal dua meter dan pada suhu yang tinggi harus menghindari bahan seng karena tidak dapat menangkal panas. Perkandangan dengan sistem tidak disarankan arena dapat membuat rusa nervous karena sifatnya yang sangat waspada. 

Luas kandang harus menyesuaikan dengan jenis dan umur rusa. Kandang yang semakin luas akan membuat rusa menjadi semakin nyaman dan berguna dalam kesehatan rusa. Pada daerah tropis seperti Indonesia harus memperhatikan ventilasi dan tinggi kandang sehingga rusa akan nyaman dengan sirkulasi yang baik. 

Luas kandang yang ideal bagi rusa timor berkisar 2,75 m2/ekor dam harus dilengkapi dengan shelter, tempat pakan, dan minum yang harus mudah dijangkau. Tinggi pagar minium kandang rusa yaitu 0,5 m. rusa timor akan nyaman pada suhu 21-23oC. Kandang pemeliharaan seharusnya dibedakan berdasarkan fase umur dan fisiologis, agar memudahkan dalam pendataan dan meningkatkan kesejahteraan satwa. Kandang rusa dibuat dengan ukuran sesuai dengan standarnya, yaitu rusa tidak boleh merasa kesempitan. 

Terdapat 3 kandang peraga rusa timor dengan ukuran kandang peraga I (p x l x t = 27,45 x 14,82 x 2,28 m), kandang peraga II dan III (p x l x t = 15,1 x 10,45 x 2,05 m). Untuk menjamin kenyamanan rusa, diperlukan penambahan fasilitas kandang seperti kandang karantina yang berfungsi sebagai perawatan terhadap rusa yang sakit. Selain itu, kandang karantina dibuat untuk mencegah penularan penyakit dari rusa yang sakit ke rusa yang sehat, sehingga rusa akan lebih merasa nyaman

Pembuatan penangkaran rusa timor terbagi menjadi beberapa sistem yaitu sistem penangkaran terkurung (kandang/pedok), semi terkurung (mini ranch), dan sistem bebas (ranch). Perkandangan rusa tumor harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi karna akan berpengaruh terhadap kesehatan ternak. 

Mini ranch merupakan habitat buatan dalam kandang penangkaran yang berpagar keliling dilengkapi dengan sumber air, tempat pakan, lapangan perumputan, dan areal pepohonan. Kedua kawasan penangkaran berada pada wilayah pemukiman warga. Sanitasi merupakan suatu kegiatan pencegahan yang meliputi kebersihantempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya.

Umur pubertas sangat penting untuk diketahui sebab pubertas merupakan awal dari kehidupan reproduksi, sehingga nantinya dapat menetapkan rusa betina pertama kali dikawinkan. Rusa betina mulai pubertas terjadi pada umur 15-18 bulan, pubertas sangat dipengaruhi oleh berat badan dan ketersediaan pakan.

Pakan merupakan salah satu faktor yang yang sangat berpengaruh terhadap reproduksi, kekurangan protein menyebabkan timbulnya berahi yang lemak, silent heat, anestrus, kawin berulang, dan asupan pakan yang kurang akan mengganggu sintesa dan regulasi hormon-hormon reproduksi yang sangat berperan dalam penampilan gejala berahi ternak betina. Pemberian pakan yang kurang optimal berpengaruh pada reproduksi rusa akibatnya populasinya semakin menurun. Rrusa dewasa memiliki kebutuhan pakan sebanyak 5,5 kg pakan per hari.

Tingkah laku estrus pada rusa dapat dilihat dari frekuensi urinasi, following, kissing other female, walking around the fence, shouting, makan dan minum. Tingkah laku yang ditampilkan rusa jantan untuk menarik perhatian betina yaitu berguling, meloncat-loncat, mengikuti dan berkeliling disekitar rusa timor betina. Tingkah laku kawin jantan diantaranya jantan menjadi agresif, mengikuti betina, kemudian menjilati betina, mencium gentalia betina, dan menunggangi betina.

Rusa betina dewasa memiliki kematangan seksual dimulai pada usia 18 bulan dengan usia kebuntingan selama 8 bulan. Reproduksi rusa timur akan dimulai pada usia 1,5 tahun sampai 12 tahun. Rusa mampu bertahan hidup hingga umur 15 -- 20 tahun. 

Perbedaaan jumlah jantan dan betina di suatu penangkaran sangat mempengaruhi keberhasilan reproduksi. Idealnya di penangkaran jumlah jantan dan betina yaitu 1 : 4, apabila jumlah pejantan maupun betina yang terbatas maka akan mempengaruhi laju reproduksi pada rusa. Rusa melakukan perkawinan pertama pada usia rusa jantan 12,7 bulan dan pada rusa betina 15,3 bulan dengan lama kebuntingan 8,4 bulan dan memiliki jarak kelahiran pertama dan kedua 13,25 bulan. Pada penangkaran ini rusa timor memiliki pola perkawinan inbreeding dengan jumlah kelahiran 1-2 ekor dalam setahun.

Keberhasilan suatu penangkaran rusa ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu pakan. Rusa termasuk salah satu hewan memamah biak yang tergolong herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Pakan merupakan faktor pembatas (limiting factor) bagi jaminan keberlanjutan hidup dan perkembangbiakan satwa, dan juga dari segi biaya produksi mencapai 70 -- 80%. Oleh karena itu untuk mencapai produksi yang tinggi, jumlah dan komposisi pakan yang diberikan perlu mendapatkan perhatian agar secara teknis biologis dapat memenuhi kebutuhan satwa dan secara teknis ekonomis lebih murah atau efisien. 

Rusa timor sebagai satwa ruminansia, hampir 90% kebutuhan pokoknya bersumber dari hijauan sebagai sumber energi utama. Rusa membutuhkan protein, kalsium, dan fosfor masing-masing adalah 13-16%, 0.45%, dan 0.35% dari bahan kering pakannya untuk pertumbuhan. Kebutuhan protein rusa timor yang berumur lebih dari 12 bulan adalah 19% dari bahan kering sedangkan kebutuhan energi rusa   adalah 3381 Kkal/ekor/hari.

Konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi kesehatan ternak, jenis pakan yang diberikan, kondisi lingkungan ternak dan aktivitas yang dilakukan oleh rusa. Pemberian pakan pada rusa timor harus dilakukan berdasarkan perhitungan 10% bobot badan 2 dengan frekuensi pemberian sebanyak 2 sampai 3 kali. Oleh sebab itu, pemberian pakan perlu dibuat formulasi (pencampuran bahan pakan lainnya), sehingga kebutuhan pertumbuhan rusa dapat terpenuhi dan tidak terjadi defisiensi zat gizi pakan. Pakan digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi berbagai kehidupan, baik untuk pemenuhan hidup pokok maupun untuk perkembangan dan produksi.

Jenis tanaman yang disukai oleh rusa timor dapat bersifat grazer (pemakan rumput) di padang rumput atau sebagai browser (pemakan pucuk tumbuhan) di hutan alam atau campuran bagi keduanya. Kehidupan rusa sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, di lapangan padang rumput akan bersifat grazer dan di lapangan yang ditumbuhi semak belukar akan bersifat browser. Pakan yang umum diberikan pada rusa timor yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan beberapa jenis hijauan serta campuran pakan. 

Aktivitas makan rusa hanya dilakukan pada posisi berdiri. Rusa melakukan aktivitas makan dengan menggunakan mulut untuk mengambil makanan sebelum mengunyah makanan, dominasi rusa dalam satu kelompok di penangkaran terjadi juga selama aktivitas makan, biasanya rusa jantan akan menanduk rusa lainnya yang berada disekitarnya. 

Aktivitas makan rusa timor mencakup 17,01% dari total keseluruhan waktu yang dipakai untuk aktivitas makan. Pembagian waktu aktivitas makan rata-rata pada sore hari adalah yang tertinggi yakni 51,79 menit (21,57%) di bandingkan dengan pagi 32,86 menit (13,69%) dan siang hari 37,86 menit (15,77%). Aktivitas makan pada sore hari menjadi tinggi karena jumlah makanan yang dimakan lebih banyak dibandingkan dengan pagi dan siang hari.

Aktivitas minum rusa timor tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan rusa timor merupakan rusa tropis yang memiliki kemampuan dalam mengonsumsi air lebih sedikit jika dibandingan dengan rusa sambar. Konsumsi air minum rusa setiap harinya hanya sekitar 2,25 liter/ekor/hari. Air tisak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan minum rusa, tetapi juga digunakan untuk perawatan kendang seperti pencucian kendang dan pemenuhan kebutuhan, baik pengelola maupun pengunjung yang datang.

Aktivitas sosial merupakan perilaku yang dilakukan dengan cara saling berinteraksi antar kelompok. Hubungan sosial pad rusa timor lebih banyak di perlihatkan oleh induk dan anak serta pejantan. Perilaku sosial pada rusa timor jantan diperlihatkan dengan adanya interaksi yang terjadi berupa pertarungan antar rusa jantan berupa perebutan makanan maupun perebutan betina. 

Rusa timor jantan dewasa melakukan perilaku sosial 1,04 %, yang terdiri dari 0,74 % bertarung dan 0,30 % menanduk rusa timor lain yang lebih kecil. Perilaku tersebut dilakukan untuk memperebutkan makanan dan mengusir rusa lain dari sumber makanan, serta pertarungan dengan bergesekan tanduk dilakukan antar rusa jantan untuk memperebutkan betina atau memperebutkan pakan ketika pada musim kawin. 

Ketika musim kawin, rusa jantan akan terus mendekati betina, untuk mendapatkan betina, sehingga rusa akan terus bersaing atau berkelahi dengan rusa jantan lain hingga muncul salah satu pemenang, perilaku tersebut dapat berlangsung 2-3 jam tergantung banyaknya saingan dalam kelompok.

Aktivitas sosial pada rusa dapat di perlihatkan sepanjang hari yaitu dari pagi sampai dengan sore hari dan tertinggi pada sore hari karena waktu tersebut rusa akan beristrahat sehingga aktivitas main meningkta. Perilaku bermain pada rusa Timor yaitu berupa menanduk pohon, berjingkrak-Jingkrak, dan berkubang.  Rusa timor jantan dewasa melakukan perilaku menanduk pohon 0,30 % dan berkubang 0,10 %. Perilaku menanduk pohon dilakukan untuk menandai daerah kekuasaannya. 

Perilaku berkubang pada rusa yaitu untuk menstabilkan suhu tubuhnya karena perilaku tersebut hanya dilakukan rusa. Rusa jantan dewasa pada siang hari saat cuaca cera dan sinar matahari sangat terik. Pagi hari, aktivitas makan rusa meningkat yaitu rusa lebih banyak merumput. Aktivitas makan rusa timor betina relatif menggunakan waktu lebih lama dibanding rusa timor jantan karena rusa betina lebih tanggap dalam memilih rumput, sehingga aktivitas makan yang dilakukan lebih lama. 

Perilaku istirahat rusa terjadi pada siang hari karena suhu lingkungan yang naik atau panas menyebabkan rusa banyak berbaring di bawa naungan untuk melakukan memamahbiak, seta menghindari sinar matahari yang sangat menyengat pada siang hari, sehingga rusa selalu berteduh dibawah naungan untuk menjaga kestabilan suhu tubuh.  Perilaku istirahat biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi aktitas makan.

Selain itu rusa memiliki perilaku investigarive yang biasanya dilakukan jika ada sesuatu yang dianggap mencurigakan seperti gerakan, suara dan bau, baik yang berasal dari aktivitas manusia maupun lainnya. Perilaku investigarive biasanya ditandai dengan sikap menghentikan aktivitas yang sedang dilakukan kemudian diam beberapa saat menunjukkan sikap waspada dengan memperhatikan sumber yang mencurigakan/menggangu tersebut. 

Sikap waspasda dan curiga tersebut seringkali ditunjukkan apabila ada gangguan pada saat berpindah tempat yaitu dengan diam sesaat memastikan ada tidaknya ganguan atau ancaman untuk kemudian bergerak kembali ke tempat yang aman.  

Perbandingan perilaku harian antar individu rusa timor (Rusa timorensis) yaitu rusa jantan dewasa memiliki presentase ingestif (48,15%), resting (22,22%) dan lokomosi (12,96%) yang lebih besar dibandingkan individu rusa betina dewasa (ingestif 42,59%, resting 19,44% dan lokomosi 16,20%) dan rusa jantan anak dan betina anak (ingestif 28,70%, lokomosi 25,93% dan resting 19,44%).

Analisis finansial dalam penangkaran rusa perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan penangkaran yang memberikan gambaran tentang penangkaran ditinjau dari aspek ekonomi. Suatu investasi kegiatan dianggap layak apabila mampu memberikan keuntungan berupa pengembalian modal investasi dalam kurun waktu tertentu. 

Analisis finansial terhadap penangkaran rusa timor dilakukan berdasarkan penilaian investasi sehingga diperoleh informasi mengenai perkiraan biaya investasi, tetap, variabel, dan penerimaan. Melalui penangkaran, kemudian rusa timur dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasional. 

Dari tempat rekreasional tersebut dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa rusa timor adalah satwa yang dilindungi oleh pemerintah karena termasuk ke satwa yang hampir punah. Selain itu, rusa timor juga dapat dimanfaatkan daging dan ranggahnya.

Daging dari rusa timor memiliki presentase karkas yang cukup tinggi. Ranggah dari rusa timor ini dapat dijual dan juga dapat sebagai hiasan sehingga dapat meningkatkan estetika rumah. Tempat rekreasional dengan menggunakan tiket masuk serta daging dan ranggah yang dijual dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi. Hal yang diperhatikan dalam aspek finansial untuk memperoleh pendapatan adalah dengan mengenali pasar. Misalnya, rusa memiliki rangga. 

Rangga tersebut akan lepas sendiri setiap satu tahun sekali sedangkan rangga yang muda berusia 50 sampai dengan 60 hari sehingga rangga muda tersebut dapat dimanfaatkan dengan cara dipotong 1 cm diatas pedicle dengan menggunakan gergahi serta tidak lupa dibius. Setelah itu, dibersihkan dan diberikan lilin agar darah tidak keluar. R

anggah pada rusa timor dapat dijualbelikan sebagai hiasan rumah dan dimanfaatkan sebagai serbuk. Selain itu, daging rusa juga dapat dijual dengan kisaran harga Rp200.000,00/ kg sedangkan tulang dapat dijual dengan kisaran Rp100.000,00. Rusa timor juga dapat dijualbelikan saat masih hidup. Hal ini juga dapat menguntungkan secara finansial. Biasanya harga rusa timor yang hidup berkisar harga Rp10.000.000,00/ ekornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun