Mohon tunggu...
Kang Im
Kang Im Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis lepas

Praktisi dan Penggiat Kesehatan Holistic

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Supriyono, Produktif dengan Giat Bertani di Usia yang Tak Lagi Muda

2 November 2024   09:30 Diperbarui: 2 November 2024   13:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertani adalah salah satu usaha kegiatan mata pencaharian yang tidak terekomendasi di kalangan anak muda dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Tidak ada kepastian incame

2. Hasil produksi yang rentan pengaruh cuaca

3. Tidak menjanjikan

4. Tidak keren

Hal hal itulah yang sekarang menjadi pandangan orang tentang bagaimana melihat mata pencaharian sebagai petani.

Tetapi hal ini tidak menjadi pantangan bagi pak Supriyono untuk menekuni dunia petani sebagai jalan hidupnya.

Di usianya yang menginjak 64 tahun pak supriyono yang tinggal di dusun Cangkringan, desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta terlihat tetap produktif di usia nya sekarang ini dan telah menjadi petani hampir selama 30 tahun lebih.

Dan masih terlihat tetap sehat dan bugar di usia yang menginjak kepala 6. Sebuah keputusan yang patut diapresiasi untuk mengambil jalan hidup sebagai petani di era serba digital saat ini.

Yang lebih hebat lagi profesi sebagai petani didukung sepenuhnya oleh sang istri yang bernama Ibu Supriyani. 

Dengan ketekunannya dalam bidang pertanian ternyata menular ke kedua anak laki-lakinya untuk mengambil jalan hidup sebagai petani. 

Dengan kelola manajemen yang dikomandani oleh Bu Supriyani sebagai manajer maka terbentuklah tata kelola manajemen pertanian yang baik.

Dari hasil pertanian tersebut secara material,  hasil yang telah didapatkan tidak bisa dianggap enteng. 

Hasil nya berupa :

1. Mandiri secara ekonomi

2. Bisa membeli mobil 

3. Bisa menyewa lahan pertanian untuk  meningkat kuantitas hasil pertanian

Dengan lokasi di lereng timur gunung Merapi yang legendaris, tentulah mata pencaharian bertani memiliki prospek yang menjanjikan. 

Tapi dengan sedemikian potensi tersebut, bertani tetaplah bukan primadona pilihan bagi kalangan masyarakat di daerah tersebut

Kunci Keberhasilan Bertani Menurut Pak Supriyono

Dalam wawancara atau omon-omon yang saya lakukan terhadap pak Supriyono dan bu Supriyani terkait keberhasilan dalam pengelolaan pertanian terdapat beberapa faktor, yaitu :

1. Manajemen

2. Akses Penjualan Hasil Pertanian

3. Ekspansi

4. Pengetahuan dan Ketrampilan

5. Berpikir Positif tentang Profesi Petani

Manajemen

Tidak berbeda dengan pelaku usaha lainnya salah satu faktor yang menjadi sukses tidaknya usaha pertanian adalah manajemen ( tata kelola ), walau hanya sebagai petani ternyata ibu Supriyani  menerapkan prinsip manajemen dalam pengelolaan usaha pertaniannya, diantaranya :

- perencanaan 

- manajemen keuangan

- pengelolaan yang baik

- manajemen mutu

- manajemen tenaga kerja

yang kesemuanya saya lihat dilakukan secara rapi dan intens, walau dengan cara yang sederhana

Akses Penjualan Hasil Pertanian

Setelah semua pola tanam, perawatan dan pemanenan, maka hasil panen yang ditunggu menjadi tumpuan terakhir dari proses produksi tersebut yaitu nilai ekonomi. Dengan fleksibilitas dalam menjual hasil panennya baik ke pengepul atau koprasi-koprasi pertanian setempat maka sebagai petani pak Supriyono mempunyai daya tawar akan hasil panennya dan akses segera  bisa terjual hasil panenya seperti cabai, sayuran, ketela sedangkan untuk padi biasanya disimpan untuk dikomsumsi sendiri

Ekspansi

Setelah rangkaian keberhasilan dalam melakukan pola pertanian , langkah berikutnya yang dilakukan bu Supriyani adalah menyewa lahan. Dimana keputusan itu diambil setelah ada sisa arus kas yang bisa untuk dimanfaatkan untuk peningkatan nilai produksi.

Pengetahuan dan Ketrampilan

Pengetahuan dan ketrampilan dalam pertanian yang didapat dari turun temurun,  informasi internet, bertanya ke toko pertanian kemudian mempraktekannya langsung. Sehingga ditemukkan formula yang cocok untuk mengelola lahan pertanian.

Berfikir Positif tentang Profesi Petani

Sebagai mata pencaharian yang tidak populer tentulah banyak tantangan, baik cibiran ataupun hinaan. Tetapi dengan langkah yang yakin dan positif, pak Supriyono sekeluarga telah menunjukkan harkat dan martabat sebagai petani di posisi yang tinggi.....bravo!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun