Saya Jawa, Pandangan Anda Membuatku Jadi Papua (Dok Pribadi)
Foto ke-7 : Renungan Ketujuh
Saya Tertawa, Bukan Mengancam (Dok. Pribadi)
Foto ke-8 : Renungan Kedelapan
Saya Sederhana, Kecanggihan Lensa Anda Yang Membuat Rumit (Dok. Pribadi)
Banyak permasalahan, semakin rumit, karena analis meninjau dari efek negatifnya. Semakin canggih keilmuannya, semakin banyak, aib dan kebobrokan yang terekspose dari suatu masalah. Padahal, pada kaidah Fikih tatanegara, ada ulama menyatakan: musibah kekosongan kepemimpinan sehari, melebihi, musibah 30 tahun dipimpin amir yang dlolim.
Hampir semua permasalan di negeri ini, pisau analisanya : masalah ini nggak benar, hentikan .... bukan sibuk mencari solusi ........... Contoh : kasus tabung gas 3 kg, anak negeri yang pandai menggunakan kepandaiannya untuk menunjukkan betapa berbahayanya konversi gas, menggalang kekuatan rakyat untuk menolak tabung gas 3 kg. Padahal, yang lebih bijak adalah, bagaimana kita menjadi penengah, antara policy pemerintah dan kepentingan rakyat. Bagaimana rakyat dapat mamahami penggunaan tabung gas 3 kg secara aman, dan membantu pemerintah mengatasi permasalahan kualitas, terutama, oknum-oknum yang dulu disebut Habibie, pelaku subversi ekonomi.
Foto Ke-9 : Renungan Kesembilan
[caption id="attachment_234269" align="aligncenter" width="500" caption="Beberapa Bulan Kemudian, Jagungnya Memang 2 (Dok. Pribadi)"][/caption]
Berikan kesempatan pemerintah berkarya dalam periode kepemimpinannya. Setidaknya, kita berhasil memiliki stabilitas politik dan kita tidak mengekspose keburukan bangsa ini kepada musuh. Dua poin penting bagi stabilitas makro ekonomi kita. Para pemikir dan rakyat kritis, memposisikan diri sebagai UMMATAN WASATHON, ummat penengah, yang menjadi saksi tingkah laku pemimpin dan rakyar, atau antara 2 pihak yang berselisih paham. Umat yang menjadi stabilisator, aktivator, motivator dan inspirator dalam membangun negeri,
..................bangunlah jiwanya......................