Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sudah Tepatkah Lensa Makrifat Kita ?

21 Agustus 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya Jawa, Pandangan Anda Membuatku Jadi Papua (Dok Pribadi)

Foto ke-7 : Renungan Ketujuh

Saya Tertawa, Bukan Mengancam (Dok. Pribadi)

Foto ke-8 : Renungan Kedelapan

Saya Sederhana, Kecanggihan Lensa Anda Yang Membuat Rumit (Dok. Pribadi)

Banyak permasalahan, semakin rumit, karena analis meninjau dari efek negatifnya. Semakin canggih keilmuannya, semakin banyak, aib dan kebobrokan yang terekspose dari suatu masalah. Padahal, pada kaidah Fikih tatanegara, ada ulama menyatakan: musibah kekosongan kepemimpinan sehari, melebihi, musibah 30 tahun dipimpin amir yang dlolim.

Hampir semua permasalan di negeri ini, pisau analisanya : masalah ini nggak benar, hentikan .... bukan sibuk mencari solusi ........... Contoh : kasus tabung gas 3 kg, anak negeri yang pandai menggunakan kepandaiannya untuk menunjukkan betapa berbahayanya konversi gas, menggalang kekuatan rakyat untuk menolak tabung gas 3 kg. Padahal, yang lebih bijak adalah, bagaimana kita menjadi penengah, antara policy pemerintah dan kepentingan rakyat. Bagaimana rakyat dapat mamahami penggunaan tabung gas 3 kg secara aman, dan membantu pemerintah mengatasi permasalahan kualitas, terutama, oknum-oknum yang dulu disebut Habibie, pelaku subversi ekonomi.

Foto Ke-9 : Renungan Kesembilan

[caption id="attachment_234269" align="aligncenter" width="500" caption="Beberapa Bulan Kemudian, Jagungnya Memang 2 (Dok. Pribadi)"][/caption]

Berikan kesempatan pemerintah berkarya dalam periode kepemimpinannya. Setidaknya, kita berhasil memiliki stabilitas politik dan kita tidak mengekspose keburukan bangsa ini kepada musuh. Dua poin penting bagi stabilitas makro ekonomi kita. Para pemikir dan rakyat kritis, memposisikan diri sebagai UMMATAN WASATHON, ummat penengah, yang menjadi saksi tingkah laku pemimpin dan rakyar, atau antara 2 pihak yang berselisih paham. Umat yang menjadi stabilisator, aktivator, motivator dan inspirator dalam membangun negeri,

..................bangunlah jiwanya......................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun