Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisitigapuluhsatuhari] Merangkum Masa Lalu untuk Meraih Masa Depan II

31 Desember 2014   16:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

wahai sahabat yang selalu ada disetiap masa
hadirmu menyejukan jiwa
kau dan aku pernah berjanji setia
mengayomi desa tempat kita bersenandung bersama

janji yang telah terpatri dalam hati
tak akan ingkar diri menjadi teman sejati
saat awal jemari menuliskan isi hati lewat sebait puisi
saat cerita fiksi menjelma menjadi kisah persaudaraan hakiki

kau dan aku bagaikan jembatan
banyak teman bergandengan tangan melangkah beriringan
banyak talenta dan karya telah mereka ciptakan
semoga kita menjadi jalan...

jalan kearah kebaikan

sungguh tidak sia sia desa ini didirikan
banyak cinta bertebaran
asal kita bisa menjaga kebersamaan
desa ini akan tetap menjadi desa idaman


Sekarang tanggal tujuh belas telah pergi
Keajaiban itu terjadi lagi
Belahan jiwa sang pembuka negeri (Mommy
De Rangkat)
Kini hadir menyapa sejukkan oagi

Di tengah canda dan tawa muda mudi
Ada nurani yang menjaga naluri
Di tengah kobaran api semangat fiksi
Ada persaudaraan sejati Tangan Ilahi

Tanpa Tangan Tuhan yang nyata
Desa Rangkat hanya Maya
Tanpa diskusi dari hati ke hati
Desa Rangkat hanya jasad
Mustahil fiksi bisa satukan hati
Tanpa sentuhan Tangan Ilahi


Pukul dua dini hari tanggal delapan belas
Pos Ronda Desa Rangkat kian sepi dengan maraknya gadget
Silaturahmi makin mudah dengan blackberry
Kegiatan warga keluar desa makin meningkat

Kucoba setia susuri jalan-jalan lama
Kutekad untuk menjaga kelestarisn Gunung Naras
Bukan karena ladang kata semakin jarang di panen
Rangkaian Kata yang sarat makna telah laris dijual ke luar desa

Tetap setia pada janji
Tetap satria dalam bersastra
Harmoni Religi dan Fiksi
Merubah ilusi menjadi mimpi dan harapan


Mengawali puisi tanggal sembilan belas ini
Kupanjatkan puja dan puji syukur pada Ilahi
Dengan berkenan hadirnya Om
Mryana Veta
Tangan Tuhan masih terlihat nyata

Satukan semangat
Bulatkan tekad
Pancarkan inspirasi
Bangkitkan kebersamaan yang erat

Hanya ada di Desa Rangkat
Yang maya jadi nyata

Marla La'sappe Thalib hadir menyapa :

Kolaborasi yg spektakular terpancar
dalam guratan tarian jari-jemari nan mempesona,
antara dua sesepuhDesaRangkat
pak
Yayok Rangkat dan kakanda mommy De Rangkat ...
#Vote Aktual, menarik dan inspiratif


Lembar almanak menguak tanggal duapuluh
Desa Rangkat kembali menggeliat dalam kesatuan yang utuh
Halangan dan rintangan tidak membuatnya jatuh
Bersama, terlatih, berkembang, teguh

Apakah semua terjadi begitu saja ?
Apakah di Desa Rangkat tiada air mata ?
Saat  Tangan Tuhan bekerja
Selalu ada sahabat menyeka air mata


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun