Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Serat Wulang Reh (17-24)

3 Juni 2013   16:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tembang Kinanthi

9

Sapa sira sapa ingsung, angalunyat sarta edir, iku lalabete uga, nonoman adoh wong becik, emoh angrungu carita, carita ala lan becik

(Angkuh, kurangajar dan congkak, itu kebiasaannya juga, karena menjauhi orang baik, tidak mau mendengarkan cerita, cerita baik dan buruk)

10

Carita pan wus kalaku, panggawe alan lan becik, tindak bener lan kang ora, kalebu jro cariteki, mulane aran carita, kabeh-kabeh denkawruhi

(Adapun cerita yang sudah terjadi, perbuatan baik dan buruk, perilaku tepat dan tidak, termasuk dalam cerita, maka dari itu dinamakan cerita, semua supaya dipelajari)

11

Mulane wong anom iku, becik ingkang ataberi, jajagongan lan wong tuwo, ingkang sugih kojah ugi, kojah iku warna-warna, ana ala lan becik

(Oleh karena itu anak muda, sangatlah baik, bila bergaul dengan orang tua, yang banyak cerita, cerita yang bermacam-macam, ada butuk dan baik)

12

Ingkang becik kojahipun, sira anggoa kang pasthi, ingkang ala singgahana, aja sira anglakoni, lan den awas akohaj, iya ing mangsa puniki

(Cerita yang baik, jadikanlah pelajaran, yang buruk tinggalkanlah, jangan ditiru, hati-hatilah dengan banyaknya cerita, yang ada pada masa kini)

13

Akeh wong kang sugih wuwus, annging densampar pakolih, amung badane priyangga, kang denpakolihke ugi, panastene denumbar, tan na nganggo sawatawis

(Banyak orang yang banyak cerita, tetapi terselip kepentingan, hanya dirinya sendiri, yang diuntungkan, kedengkiannya dibiarkan, tanpa menghiraukan lainnya)

14

Aja na wong bisa tutur, ngemungna ingsun pribadi, aja na kang amamadha, angrasa pinter pribadi, iku setan nunjang-nunjang, tan pantes dipunpareki

(Kalau ada orang bicara, menonjolkan diri sendiri, kalau ada yang berani, merasa paling pintar, itulah setan yang bicara, jangan didekati)

15

Sikokna den kaya asu, yen wong kang mangkono ugi, dahwen open nora layak, yen sira sandhingan linggih, nora wurung katularan, becik singkirana ugi

(Halaulah seperti anjing, orang yang seperti itu, sangat tidak patut, bila didekati, pasti ketularan, lebih baik dijauhi)

16

Poma-poma wekasingsun, mring kang maca layang iki, lahir batin den estokna, saunine layang iki, lan den bekti mring wong tuwa, ing lahir prapta ing batin

(Sesungguhnya hati nasihat ini, kepada yang membacanya, patuhilah lahir batin, segala yang ada dalam serat ini, dan berbaktilah kepada orang tua, secara lahir dan batin)

Kinanthi Leadership

1.Bisa merasakan penderitaan orang lain

2. Pengendalian diri

3. Rendah hati

4. Ciptakan lingkungan yang bersih

5. Jangan malas

6. Belajar dari sejarah masa lalu

*) Sumber: Buku "Javanese Wisdom, Berpikir dan Berjiwa Besar", Agung Webe)

Baca juga:

Serat Wulang Reh (1-5)

Setat Wulang Reh (6-8)

Serat Wulang Reh (9-16)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun