Bathara Manik (5) berputra sembilan, antara lain Bathara Brahma (6).
Brahma adalah asal muasal orang Jawa. Padahal Brahma adalah cicit dari Syang Hyang Wenang yang merupakan galur dari Sayid Anwar, putra Nabi Sis. Brahma diduga adalah nama plesetan dari Nabi Ibrahim sehingga sebagian penduduk Jawa merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Pasalnya, dalam mitologi Jawa istri dari Brahma adalah Saraswati.
Bathara Brahma, antara lain berputra Bremani (7), antara lain berputra Manumayasa (8), antara lain berputra Satrukem Bathara Brahma (9), antara lain berputra Sakri (10), antara lain berputra Palasara (11), antara lain berputra Abyasa (12), beristeri Ambalika antara lain berputra Pandu (13)
Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Pandu. Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Ambalika, janda Wicitrawirya diserahkan kepada Bagawan Byasa (Abyasa) agar diupacarai sehingga memperoleh anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta (Dretarastra) seperti yang telah dilakukan Ambalika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan (Byasa) yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu (putranya), ayah para Pandawa, terlahir pucat.
Pandu, beristeri Kunti antara lain berputra Harjuna (14)
Harjuna atau Arjuna adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata (Pandu), raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura.
Ia memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan Dhananjaya.
Arjuna, beristeri Dewi Subadra berputra Abimanyu (15)
Abimanyu menikah dengan Uttara, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur.
Abimanyu, berputra Parikesit (16), antara lain berputra Prabu Jabaya, menjadi raja Mamenang (Kadiri).
Kemudian saya lanjutkan penelusuran silsilah orang Jawa versi Buku "Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa" dan Wikipedia:
Parikesit (16), beristeri Dewi Satapi alias Dewi Tapen berputra Yudayana (17) dan Dewi Pramasti.
Yudayana, antara lain berputra Gendrayana (18), antara lain berputra Jayabaya (19)