Mohon tunggu...
Didik Wahyudi
Didik Wahyudi Mohon Tunggu... profesional -

Ingin berbagi ilmu mengenai internet marketing, untuk kesuksesan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Decking Kayu atau Komposit Decking / WPC Decking?

25 November 2013   15:17 Diperbarui: 4 Juli 2017   16:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Komposit decking / wpc decking adalah alternative pengganti penggunaan decking kayu dengan perawatan yang lebih mudah. Industri dalam bidang ini terus berkembang 10 tahun belakangan ini. Material hasil akhir memiliki kualitas yang semakin baik, dan bermuculan varian komposit deck  dengan merek yang sangat beragam di pasaran.

Decking kayu dan komposit decking masing-masing memiliki keunggulan, dan juga keduanya memiliki penggemar dan segmen masing-masing. Berikut saya uraikan singkat mengenai decking kayu yang kemudian disusul komposit decking.

Apa sih decking kayu? Secara mudah, decking kayu dapat diartikan sebagai penutup lantai yang terbuat dari bahan kayu. Decking kayu tidak langsung menyentuh dengan lantai atau area yang tertutup decking. Terdapat semacam rangka  yang dipasang lansung diatas lantai yang menjadi penopang decking kayu.

Decking kayu pada umumnya dipasang di area terbuka (out door) tanpa perlindungan atap, sehingga seringkali terkena terik matahari langsung dan hujan. Aplikasinya dapat ditemukan misalnya di garden, decking kolam renang, taman, dan dermaga.

Karena memang decking kayu diperuntukan untuk area terbuka (di luar rumah/ bangunan), maka diperlukan bahan kayu keras (hard wood). Hardwood yang sering digunakan adalah jati, ulin, merbau, bengkirai, kruing, damar lau. (mungkin masih ada jenis kayu lainnya).

Decking kayu memang memiliki banyak keunggulan. Sudah yang memakainya dan membuktikan memang decking kayu jenis tertentu awet puluhan tahun. Namun, ada kekurangannya juga, diantaranya adalah: warna yang mudah pudar, bentuk yang tidak presisi antara satu decking dengan decking lainnya. Dan yang cuku penting adalah, harganya yang semakin hari semakin naik.

Mampukah komposit decking menggantikan decking kayu?

Berikut adalah uraian singkat mengenai keunggulan komposit decking dibandingkan dengan decking kayu asli.

Perawatan mudah

Karena merupakan hasil rekayasa teknologi, wpc decking memang dirancang sedemikian rupa agar tidak membutuhkan perawatan berlebih. Dan karena produk ini mampu bertahan dari cuaca terbuka, baik cuaca lembab maupun sinar matahari langsung, anti rayap dan jamur, pengguna wpc decking tentunya tidak akan mengalami masalah penggantian wpc decking yang rusak karena rayap, atau lapuk karena jamur.

Keamanan

Decking kayu tradisional biasanya lebih licin dan tidak anti selip, berbeda dengan dengan komposit decking yang yang anti selip dengan cetakan hamper persis sama satu decking dengan decking lainnya.

Keawetan

Dengan rekayasa teknologi, adanya anti uv, proses blending dan campuran bahan yang tepat, penelitian yang akurat, membuat kualitas komposit decking semakin hari semakin baik. Beberapa produsen bahkan berani memberikan garansi hingga 15 tahun.

Warna yang barvariasi

Produk wpc memiliki warna yang beragam. Misalnya adalah tingkat kecoklatan, dapat sesuai dengan warna jenis kayu tertentu.

Kesimpulan, decking kayu atau komposit decking? Keduanya bisa menjadi pilihan dengan pertimbangan tertentu. Untuk daerah koloni rayap, tepat pilihan untuk menggunakan produk wpc. Atau yang ingin lebih menghemat biaya, wpc juga bisa menjadi pilihan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun