Mohon tunggu...
Banyumas Maya
Banyumas Maya Mohon Tunggu... Administrasi - Karena Berbagi Tak Pernah Rugi, Teruslah Berkarya

Anak desa yang bersahaja mencoba Belajar Menulis Menjadi Pewarta Warga [Citizen Journalism]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan di bawah Bulan Kusam

30 November 2012   19:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:24 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13543047791517443381

Pagi ini serasa sendiri Tak ada yang menemani Terasa hampa dan sunyi Nampak banyaknya ganjalan hati

Kucoba keluar dari rumah mencari sumber terangnya cahaya namun yang kulihat tampak tak sempurna berbeda dengan malam sebelumnya kini awan hitam seakan mengerubutinya

Bulan terlihat kusam pancaran mentari mampu menembus awan hitam menelusuk ke permukaan keindahan bumi Daun pepohonan pun terkena pantulan Batuan hitam hanya terdiam menikmati indahnya rembulan Ikan dalam kolam pun terjaga menemani bulan yang kusam

Jangkrik katak ikut tertawa Melihat ku berlinang air mata bukan karena ditinggal orang tercinta bukan pula karena rembulan yang tak sempurna tapi karena melihat begitu Agung ciptaan-Nya

Sadar dan tak sadar selalu berganti Khilaf menjadi dalil pembela diri dan Tobat selalu jadi penawar penghibur hati syukurku panjatkan di malam yang sunyi

Terima kasih Tuhan… Engkau masih memberikanku kehidupan. Terima kasih kawan, kau masih memberikanku harapan Terima kasih sobat, dirimu selalu memberikanku semangat Terima kasih Ibu… Keikhlasan dan Doamu yang tak kenal waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun