sedih rasanya mendengar maraknya kasus yang banyak menimpa kaum perempuan dan anak-anak akhir ini,Â
ingin rasanya itu bukan terjadi di Indonesia
Kasus yuyun, kasus angelina di Bali, kasus pembunuhan anak di jakarta, dan daerah lain....membuat kita semakin ngeri dan tidak betah di negeri sendiri
Lebih lagi mendengar kasus Eno, pedih hati ini melihat gadis belia yang berjuang hidup bekerja di sebuah pabrik plastik harus meregang nyawa dengan cara biadad dan diluar nalar
Belum pernah dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia berbagai kasus kekerasan seksual dengan cara biadab seperti ini
Kita ini bangsa apa....
Bangsa apa..ko bisa jadi begini
dimanakah letak Sila kemanuaiaan yang adil dan beradab
Dimanakah budi luhur dan etika warisan bangsa timur
Diamanakah nilai-nilai ajaran agama yang selama ini diajarkan
Lalu orang tua para pelaku ini apa saja yang mereka ajarkan, nilai nilai apa yang mereka tanamkan, tidakkah rasa hormat kepada sesama apalagi kepada kaum perempuan dan anak dibawah umur itu sesuatu yang mulia dan harus dijadikan prinsip hidup.... tahukan para orang tua mereka mengenai prinsip hidup
Lalu para guru di sekolah para pelaku itu, apa yang telah mereka ajarkan...apakah tidak diajarkan mengenai berbudi pekerti luhur, saling menghormati, menghormati perempuan dan tidak melakukan kekerasan...atau malah guru guru mereka tidak memberikan contoh dan suri tauladan sehingga mereka ini tidak punya role model atau sosok yang bisa dicontoh langsung....dunia pendidikan macam apa yang menghasilkan manusia seperti mereka
Mungkin pa menteri pendidikan harus menata ulang dunia pendidikan kita... mereka ini pasti sekolah kan...ada gurunya kan, ada kepala sekolahnya...atau para gurunya ini juga tidak mampu menjadi suri tauladan bagi mereka dan hanya sibuk urus sertifikasi....
Lalu para tokoh masyarakat dan alim ulama di kampung mereka..apakah mereka tidak memberikan contoh dan ajaran mengenai prinsip=prinsip hidup, ataukah memang mereka ini kelompok yang sulit dijangkau... coba kita renungkan masyarakat apa yang menghasilkan monster monster kejam seperti mereka..pantaskah disebut masyarakat beradab... pantaskah kita disebut negara mayoritas islam..?
Apakah siraman rohani, acara religi di TV, apalagi saat puasa dan lantunan ayat suci tidak cukup menjadi penyebab mereka menjadi baik?? atau mereka kehilangan sosok alim dikampunganya yang dapat dijadikan contoh langsung oleh mereka
Teman-teman mereka juga apakah tidak memberikan masukan positif dan nilai-nilai kebaikan ..rasanya tidak mungkin berbuat keji kalau seorang manusia masih mendapat masukan positif dan nilai-nilai kebaikan dari peer groupnya (rekan sejawat). ataukah media sosial dan kesibukan duniawi telah membuat hubungan sosial pertemanan di kalangan remaja/pemuda menjadi berubah, sehinggga ruang untuk curhat dan bersosialisasi secara langsung sulit sekali ditemukan. Aakhirnya masing-masing menyimpan masalahnya dan mencari cara keluar dari kemelut dan nafsu murka dalam diirinya dengan versinya sendiri...tidak ada kontrol sosial dari peer groupnya singkatnya..tidak ada yang bilang" lo jangan ngelakuin itu..dosa lo..atau gila lo karena ini akan ..."
Lalu para pemimpin daerah, bupati, camat,lurah, RT/Rw tidak tahukah apa saja yang dilakukan warganya, apa yang dipikirkan...apakah memberikan contoh yang baik dan peduli..kalau memang peduli mungkin kemungkinan terjadi kekejian oleh warganya berkurang
Atau mungkin mereka tidak tahu irama indah dan pesan moral dari lagu lagu bang Haji Rhoam Irama, atau Ebit G Ade... Â
Eric Fromm dalam bukunya pernah menulis bahwa pada struktur masyarakat modern yang konsumtif sangat membutuhkan sistem sosial di mana ia memiliki tempat tinggal hubungan dengan sesamanya relatif stabil serta didukung oleh nilai-nilai kebaikan dan gagasan yang diterima secara umum. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Pada masyarakat industri yang terjadi adalah hilangnya tradisi, nilai-nilai sosial dan keterikatan sosial dengan sesama. Fromm menegaskan, yang menjadi penyebab agresi manusia tidakcuma kepadatan penduduk, namun juga rusaknya struktur sosial dan ikatan sosial murni. Dilain pihak, perilaku agresi muncul juga karena kondisi sosial, psikologis, ekonomi.Â
JAdi jelas apa yang terjadi di Dadap yang merupakan masyarakat Industri, telah rusak, struktur sosial kita juga sudah rusak.. kalau bahasa mario teguh..Â
"struktur sosial masyarakat Indonesia saat ini tidak mampu menjadi penyebab tidak terjadinya tindakan kekerasan dan kekejaman"..yah itulah faktanya
Pemerintah dan DPR harunya menyikapi ini lebih serius dengan program aksi konkret.... Mengingatini adalah fenomena gunung es, Â
bagi pelaku pembunuhan eno....dan pembunuh balita ...hukuman matipun terlalu ringan buat mereka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H