Kelima, Meningkatkan peluang promosi Word to Mouth (WTM). WTM atau istilahnya teori getok ular berasal dari nasabah. WTM terjadi jika nasabah senang dan puas dengan service bank syariah, lalu nasabah tersebut merekomendasikan produk bank syariah itu kepada relasinya. Agar bank syariah dapat meningkatkan peluang terjadinya WTM maka bank syariah harus memberikan layanan yang dapat diacungi jempol kepada nasabah (existing customer).
Keenam, Membuat artikel tentang perbankan syariah. Praktisi bank syariah bisa mengirimkan artikel tentang bank syariah ke media massa seperti koran, tabloid dan majalah. Nah, jika dimuat maka menjadi pemberitaan bank syariah yang notabene-nya wadah sosialisasi yang gratis.
Ketujuh, Mengoptimalkan E-marketing. E-marketing adalah pemasaran online via media intenet. Sehingga e-marketing bisa menjadi alat sosialisasi. First thing to do, bank syariah wajib membuat situs web perusahaan, yang berisi aneka pernak-pernik perihal produk dan layanan bank syariah. Bank syariah bisa mengoptimalkannya dengan memperbanyak link ke situs web bank syariah. Bisa juga ikut nimbrung di mailing list atau situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnyal.
Kesimpulannya, Terbatasnya anggaran sosialisasi jangan terus dijadikan alasan rendahnya frekuensi sosialisasi bank syariah. Bank syariah dapat memanfaatkan banyak celah untuk bersosialisasi tanpa mengeluarkan banyak fulus. Yang perlu digaris bawahi sosialisasi harus menjangkau target pasarnya. Kunci dari sosialiasi yang irit tapi efektif adalah kreativitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H