Tempo kembali bikin produk pustaka mengenai dirinya. Setelah dua bukunya terbit, Seandainya Saya Wartawan Tempodan Cerita di Balik Dapur Tempo, akhir tahun lalu, kantor berita yang dikenal dengan cerita investigasinya ini kembali bikin buku.Â
Lewat produk anyarnya yang berjudul Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo, pencetus berita yang enak dibaca dan perlu ini tidak khawatir dibilang punya kepedulian secara berlebihan pada diri sendiri.Â
Tempo tidak takut dibilang punya sikap narsistik karena sering menerbitkan buku mengenai cerita dan kiprah kerjanya. Dan memang ia tidak perlu risi dengan penilaian itu.Â
Secara rendah hati, tim penulis Cerita di Balik Dapur Tempopernah menyatakan kekhawatiran tersebut. Namun sejarah tetap harus ditulis agar diketahui publik sekaligus bertindak sebagai manifestasi dari prinsip akuntabilitas.
Barangkali prinsip itu juga yang menginspirasi Tempo merilis produk buku teranyar Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo.Â
Bak sambil menyelam minum air, institusi media ini seperti mau berbagi cerita perihal kerja jurnalismenya seraya membagi pengetahuan bagi para pegiat dan pemerhati media massa.Â
Boleh dibilang, buku ini merupakan kelanjutan dari Seandainya Saya Wartawan Tempoyang pembahasannya lebih terfokus pada pedoman menulis berita yang bercerita atau bertutur (feature).Â
Bahkan buku Jurnalistik Dasarini bisa dikatakan sebagai paket lengkap yang memotret kerja jurnalisme Tempo langsung dari dapurnya.Â
Seperti diungkapkan oleh Direktur Tempo Institute, Mardiyah Chamim, selaku penanggung jawab produksi buku ini, produk pustaka ini memuat aneka tahapan kerja yang dilakukan Tempo untuk memproduksi berita.Â
Melalui buku ini, kita bakal diajak berkenalan dengan cara kerja jurnalis dalam menangkap berita: mulai dari menajamkan ide, memilih angle, menggali bahan lewat reportase atau observasi, wawancara, dan riset, hingga etape penulisan dan penyuntingan.Â
Di sela-sela pembahasan utama itu, kita juga akan dihadapkan pada aneka isu mengenai tantangan dunia pemberitaan di era digital yang menuntut kecepatan dalam memproduksi berita.Â