Tetapi bukankah kerumitan macam itu sudah cleardan tidak lagi berlanjut di novel ketiga ini? Persoalan yang melingkupi novel pemungkas ini adalah monolog batin yang masih menguar dari Sarwono dan Pingkan.Â
Ya, sejak awal SDD memang selalu menampilkan monolog batin ini. Monolog batin yang rasanya sudah tidak sekelam pada novel pertama dan kedua. Nuansa optimisme untuk bisa bersama selamanya mendominasi monolog batin dua tokoh utama itu di novel ketiga ini. Â
Apalagi Sarwono bakal pergi ke Jepang, tempat Pingkan melanjutkan studi kebahasaan dan kebudayaan. Â
Tak lupa, SDD menyelipkan pengetahuan tentang budaya Jepang lewat sederet istilah dan ungkapan yang jadi perilaku kesehariaan masyarakat Jepang. Kita juga akan disuguhi pengetahuan kebahasaan tentang aksara dan bunyi.Â
Angka dan aksara yang ditulis di kertas hanyalah label dan karenanya tidak memiliki aura macam apa pun. Hanya setelah dilisankan label berubah menjadi bunyi yang memiliki kekuatan magis... Kau bukan sosok yang sekadar kasat mata. Kau adalah sebongkah bunyi. Hanya dengan cara mengubahmu menjadi bunyi maka kau memiliki kekuatan yang tidak akan bisa dikibaskan siapa pun (hal. 6)Â
Memang benar, Pingkan telah bersalin rupa menjadi bunyi bagi Sarwono, bukan lagi cuma sebatas sosok yang mengasyikkan penglihatannya. Bunyi yang kemudian menggema hingga ke pusat kesadarannya sekaligus mengekalkan cintanya yang pantang padam untuk Pingkan.Â
Ungkapan cinta yang juga disampaikan dalam bentuk kumpulan sajak untuk Pingkan yang terlampir secara terpisah dalam novel ketiga ini. Kumpulan sajak yang pernah ditemukan Pingkan dalam kondisi berserakan di kamar Sarwono saat lelaki yang dicintainya itu dalam masa kritis.
-----
Yang Fana Adalah Waktu (Novel Ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni)Â
Penulis:Sapardi Djoko Damono; Penyelia Naskah:Mirna Yulistiani; Perancang Sampul:Suprianto; Penata Letak:Fitri Yuniar; Proof Reader:SasaTebal:146 Halaman; Penerbit:Gramedia Pustaka Utama; Tahun Terbit:Maret 2018 (cetakan pertama); ISBN:978-602-03-8305-7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H