Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Pacific Rim Uprising", Dominasi Tiongkok dan Kemunculan Kembali Kaiju

21 Maret 2018   19:26 Diperbarui: 21 Maret 2018   19:34 2414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produsen film Pacific Rim Uprising sadar betul industri sinema dunia tengah menggemakan perayaan kemanusiaan. Pembukaan akses yang luas untuk bermain peran bagi para aktor dan aktris dengan kulit berwarna menjadi salah satu semangat perayaan itu.

Wajar saja jika kemudian sekuel Pacific Rim (2013) ini menghadirkan para pemeran dengan latar kulit dan negara yang beraneka ragam. Namun satu negara rupanya mendominasi peran dan berkontribusi cukup besar dalam alur cerita film garapan Steven S. DeKnight ini.

Ya, Tiongkok punya andil besar dalam produksi film yang menelan biaya US$ 150 juta ini. Paling tidak, ada dua alasan yang bisa menjelaskan keputusan produsen film untuk memberikan karpet merah kepada Tiongkok.

Pertama, tanpa sokongan dari penonton Negeri Panda itu, film Pacific Rim (2013) tidak akan pernah mendulang pendapatan kotor yang nilainya dua kali lipat dari bujet produksi.

Situs Box Office Mojo mencatat, penikmat bentrokan Jaeger kontra Kaiju di Tiongkok menyumbang pendapatan kotor film sebesar US$ 111 juta atau sepertiga dari pendapatan kotor yang diterima secara global sebesar US$ 309 juta.

Nilai itu bahkan lebih besar dari pendapatan kotor yang diterima di Amerika Serikat yang hanya membukukan angka US$ 102 juta. Dengan begitu, tanpa "jasa" Tiongkok, mustahil film garapan Guillermo del Toro itu meraup total pendapatan kotor sebesar US$ 411 juta.

Kedua, ternyata, saham mayoritas produsen film Pacific Rim Uprising, Legendary Pictures/Entertainment, kini tidak lagi dimiliki pengusaha Thomas Tull.

Artikel dari LA Times menyebut, kelompok perusahaan Chinese Wanda Group telah membeli Legendary pada 2016 senilai US$ 3,5 miliar.

Nilai akuisisi itu disebut-sebut menjadi yang terbesar yang pernah dikeluarkan perusahaan Tiongkok untuk memiliki perusahaan Amerika. Dan Thomas Tull yang sejak akuisisi masih menjabat sebagai CEO Legendary telah melepaskan jabatannya pada 2017.

Dengan begitu, sangat bisa diterima bila kemudian Pacific Rim Uprising tampak begitu menonjolkan nuansa Tiongkok dari aspek para pemerannya dan alur ceritanya.

Meski begitu, bukan berarti kemudian pertarungan robot raksasa Jaeger kontra monster danawa Kaiju jadi tak menarik.

Alur Cerita

Menyaksikan kehancuran gedung dan bangunan kota ala Pacific Rim tentu menggugah daya imajinasi kita. Apalagi pada sekuelnya ini, kita tidak melulu melihat pertempuran sengit antar raksasa tetapi juga menikmati elemen thriller dan beberapa kelokan cerita (twist).

Ya, Steven S. DeKnight, selaku pengarah film, seperti telah benar-benar belajar banyak dari pendahulunya Guillermo del Toro. Ini terlihat dari upayanya mengembangkan cerita dan membangun logika.

Di sekuel Pacific Rim ini, kita tidak lagi akan melihat banyak warga yang terinjak kaki monster atau ketiban tubuh robot raksasa atau terkena reruntuhan gedung yang rompal kena sabet senjata para raksasa. Sebab masyarakat sipil kini bisa berlindung di bawah tanah.   

Kita juga masih melihat suasana seperti kota mati, dengan kondisi aneka gedung dan bangunan yang porak-poranda, di film ini.

Suasana yang sekaligus menegaskan waktu 10 tahun, sejak kedatangan Kaiju dari dasar samudera, tidaklah cukup untuk meremajakan kondisi yang centang-perenang.

Ya, Pacific Rim Uprising menjadikan waktu 10 tahun setelah pertarungan epik Jaeger kontra Kaiju sebagai latar waktu.

Tidak ada lagi Stacker Pentecost (Idris Elba) yang tewas usai menyerahkan nyawanya untuk kematian Kaiju dan rekannya Raleigh Becket (Charlie Hunnam) yang sebenarnya masih hidup setelah berhasil menutup Breach, portal atau celah bagi kemunculan Kaiju. 

Pemeran lama hanya menyisakan Nate Lambert (Scott Eastwood), Mako Mori (Rinko Kikuchi), Dr. Newt (Charlie Day) dan Dr. Hermann Gottlieb (Burn Gorman).

Tapi peran sentral bukan pada keempat orang itu. Jake Pentecost (John Boyega), anak Stacker, adalah jagoannya meskipun seorang pemeran dari Tiongkok adalah penyelamatnya, hehe.

Ya, Jake diceritakan hidup sebagai anak jalanan yang senang mencuri dan menipu. Tidak ada sebab jelas yang menjadikannya orang macam itu, tetapi mungkin saja rasa kehilangan yang besar atas kematian seorang ayah menjadi pemicunya.

Perasaan yang ternyata juga dirasakan Amara Namani (Cailee Spaeny) yang secara tidak sengaja bertemu dengan Jake saat melancarkan aksi pencurian. Pertemuan yang mengantarkan keduanya ke sebuah markas Pan Pacific Defense Corps (PPDC).

Keberadaan dua orang ini di "rumah" para Jaeger itu tidak lepas dari peran kakak tiri Jake, Mako Mori. Ia meminta Jake kembali berperan sebagai pilot robot Jaeger sekaligus menjadi pelatih bagi kadet, para calon pilot, yang salah satunya adalah Amara.

Tapi profesi pilot rupanya bakal tergantikan oleh sebuah teknologi drone. Adalah Liwen Shao (Jing Tian) yang kini tengah mengembangkan evolusi Jeager tanpa awak. Bersama dengan Dr. Newt (Charlie Day), keduanya "nyaris" mewujudkan cita-citanya andai saja tidak ada pelaku sabotase itu.

Ya, ada seseorang yang punya niat jahat dan ingin menghancurkan dunia dengan membawa kembali Jaeger ke muka bumi. Seseorang yang tidak kita duga dan ternyata punya afiliasi dengan Precursors,kreator monster Kaiju.

Dan ternyata juga, monster raksasa itu pun datang. Bahkan dengan jumlah yang "hampir" lebih banyak dari sebelumnya. Andai saja tidak ada peran sentral dari Liwen Shao, pasukan Kaiju sudah pasti melumpuhkan warga dunia.

Tapi sebenarnya, apa yang hendak dicari Kajiu? Apa yang diinginkan Precursors dari kedatangan Kaiju super besar ke muka bumi? Tentu saja, cerita kali ini bukan lagi soal Brace melainkan soal misi Kaiju di Gunung Fuji, hehe.

Namun, empat robot Jaeger sudah siap untuk mengadang. Pertempuran sengit dengan dukungan sorot kamera yang "melihat" ke segala sudut, tampak atas, tengah maupun bawah, pasti bikin seru.

Sekuel Lagi

Meski begitu, ada pertanyaan yang muncul di sepanjang laga: Jaeger ini tidak punya pelontar ya untuk terbang atau bergerak cepat di udara?

Roket, ya alat yang baru saja dikembangkan oleh Dr. Hermann Gottlieb (Burn Gorman) ini akan jadi kata kunci untuk kelanjutan cerita Pacific Rim. Dengan bantuan roket, yang tentu sudah dikembangkan, Jeager mungkin bisa bertarung di luar angkasa.

Benar, Steven S. DeKnight sudah menyiapkan alur cerita jika sekuel Pacific Rim ini laku di pasaran. Simak saja bagian akhir film nanti. Ucapan Jake akan membuka peluang untuk kehadiran sekuel berikutnya.

Jadi, bisa dikatakan, sekuel ini merupakan pertaruhan untuk kelanjutan cerita Jaeger dan Kaiju.

Jika pendapatan kotornya tidak bisa mengantarkan Pacific Rim Uprising masuk daftar Box Office atau malah lebih rendah dari film pertamanya, ucapkanlah selamat tinggal kepada Jaeger dan Kaiju, hehe.

-----

Pacific Rim Uprising (2018) 

Sutradara:Steven S. DeKnight; Penulis Skenario: Emily Carmichael, Kira Snyder, Steven S. DeKnight, T.S. Nowlin; Produser: Guillermo del Toro, John Boyega, Cale Boyter, Jon Jashni, Femi Oguns, Mary Parent, Thomas Tull; Ide Cerita:Steven S. DeKnight, T.S Nowlin; Genre: Fiksi Ilmiah, Laga; Kode Rating:+13; Durasi:111 Menit; Perusahaan Produksi: Legendary Entertainment, Perfect World Pictures, Universal Pictures; Bujet Film:US$ 150 Juta 

Pemeran:Jake Pentecost (John Boyega), Liwen Shao (Jing Tian), Nate Lambert (Scott Eastwood), Amara Namani (Cailee Spaeny), Mako Mori (Rinko Kikuchi), Dr. Newt (Charlie Day), Dr. Hermann Gottlieb (Burn Gorman), Marsekal Quan (Jin Zhang), Kadet Meilin (Lily Ji)

sumber data film: IMDB, Box Office Mojo

sumber gambar: flickreel.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun