Ya, pengujung cerita memang tentang pertarungan Sarah dan Eric kontra arwah Benjamin. Juga tentang sosok wanita yang seringkali muncul dalam halusinasi Eric.
Meski begitu, film ini seperti tidak punya ujung. Kekalahan arwah Benjamin tidak lantas menghilangkan para arwah gentayangan lain. Mereka yang "nakal" masih menghuni kamar yang pintunya tertutup rapat oleh balok dengan tancapan 13 paku.
Ketidaktuntasan cerita ini meruapkan kesan seolah film ini hanya menjadikan kisah horor sebagai upaya menyebar propaganda untuk usaha mengurangi pembelian senapan api yang banyak disalahgunakan untuk membunuh mereka yang tak berdosa.
Tetapi bila ditapaktilasi jejak sejarah rumah Winchester itu, memang ternyata Sarah mengaku demikian, didatangi para arwah korban kena tembak senapan hasil produksi perusahaannya.
Sayang kita tidak menemukan kejutan di akhir cerita seperti kita mendapatkannya dalam karya lain dari sutradara kembar Michael dan Peter Spierig dalam Predestination (2014).
Kita juga tidak menemukan kejutan yang hebat dan unik dari elemen jump scares yang tersaji kecuali penampakan arwah yang sepertinya lebih mirip zombie dan bunyi lonceng setiap pukul 12 malam.
Meski begitu, kita tidak serta merta merasa sia-sia menyaksikan film ini. Setidaknya kita jadi tahu sepotong kisah hidup mendiang Sarah Winchester, pemilih rumah paling berhantu di California.
Sekaligus jadi penasaran untuk ikut tur Winchester Mystery House yang sesungguhnya, hehe.
-----
Winchester (2018)Â
Sutradara:Michael Spierig, Peter Spierig; Penulis Skenario: Tom Vaughan, Michael Spierig, Peter Spierig; Produser:Tim McGahan, Brett Tomberlin; Genre:Horor, Biografi; Kode Rating:+17; Durasi:99Â Menit; Perusahaan Produksi: Blacklab Entertainment, Imagination Design Works; Bujet Film:US$ 3,5 Juta