Ia hanya perlu sebaris judul untuk memerikan sensasi yang dirasakan setelah menyaksikan sebuah produk sinematik. Deret kata pengantar tulisan itu bahkan terbaca seperti ikhtisar dari alur cerita film.
Sebuah judul, baginya, mesti berperan sebagai cerita mini dari narasi besar yang ia sampaikan dalam badan tulisan. Inti kisah drama musikal, La La Land, misalnya, yang punya waktu tayang 128 menit, tergambar jelas hanya melalui judul: Fun inLa La Land.
Judul itu kemudian disesuaikan untuk tulisan yang dimuat dalam format majalah, dengan sensasi yang kurang-lebih sama, menjadi Dancing with the Stars.
Seringkali, inti sari "tambahan" ia selipkan dalam satu atau dua baris kalimat sebelum pembaca memasuki badan tulisan. Dalam ulasan film La La Land, misalnya, ia menulis: Emma Stone and Ryan Gosling create dynamics thrills out of simple things in his grownup musical.
Deret kata ini tersusun apik dengan menyertakan sejumlah kata kunci yang sebenarnya adalah pondasi cerita untuk film itu sendiri.
Siapa penulis kritik film yang begitu efisien memilih diksi dalam tiap ulasannya? Dialah Anthony Lane, sang juru ulas film untuk majalah The New Yorker.
Bergabung sejak 1993, Lane, hingga kini, masih aktif mengomentari sejumlah film untuk perusahaan media yang lahir sejak 1930-an itu. Ia bertanggung jawab menyiapkan ulasan film dalam format web dan majalah.
Jenaka, jadi kata kunci lain untuk memahami aneka ulasan film karya Lane. Simak saja tulisan kritis Lane untuk film Kong: Skull Island. Selain menampilkan judul yang menyiratkan inti cerita: Kong, The Animal Kingdom, ia juga memulai narasi dengan ungkapan yang seringkali bikin ketawa.
Dalam ulasan film Kong itu, Lane menyamakan diksi Skull Island dengan sebuah taman hiburan di Florida, dengan nama yang hampir serupa, Skull Island: Reign of Kong. Kalimat kocak ini sekaligus menjadi pertanda bakal ada banyak poin kritik yang tersebar hampir di tiap paragraf tulisan.
Tina Brown di Balik Karier Cemerlang Anthony Lane
Tina Brown adalah seorang editor perempuan pertama di perusahaan media The New Yorker. Belakangan, perempuan kelahiran Inggris ini lebih dikenal sebagai penulis buku biografi mendiang Putri Diana dengan judul The Diana Chronicles.