Inter, di era Mazzari, hanya menyisakan tiga pemain belakang dengan lima atau enam pemain tengah dan dua atau satu striker. Hasilnya cukup baik, dari 56 laga bersama Inter di Serie A, 25 adalah kemenangan, 20 hasil seri dan 11 berakhir kalah. Mazzari berhasil membangun pondasi penguasaan bola Inter yang selama ini dikenal memainkan gaya pragmatis di era Mourinho.
Namun kelemahannya adalah Mazzari gagal mempertajam barisan depan Inter. Akibatnya, Inter seringkali bermain imbang atau tetiba kalah karena tiga pemain belakang yang kelelahan. Meski begitu, Mazzari berhasil menciptakan klub yang menguasai bola.
Transformasi Mancini
Di era Mancini, pola permainan sedikit berubah. Dia mengembalikan barisan belakang Inter yang berjumlah empat orang. Empat atau lima pemain tengah dan dua atau satu penyerang. Perubahan ini jelas membuat kikuk lagi para pemain Inter. Pasalnya, di era sebelumnya, Mazzari hanya menempatkan tiga pemain belakang.
Tapi, dalam kondisi ini, Mancini tetap mempertahankan ball possession yang dibangun Mazzari. Terbukti, hingga pekan ke 18 Serie A, Inter rata-rata menguasai sekitar 58,5% penguasaan bola. Angka ini berbeda tipis dengan Roma dan Juventus yang masing-masing memiliki rata-rata ball possession 62,3% dan 60%.
Jumlah tembahan Inter per laga pun tidak mengecewakan. Nerazzuri memiliki 15,7 tembakan per laga atau berada di posisi empat setelah Fiorentina (16,4 tembakan), Juventus (17,1) dan Napoli (17,5). Akurasi passing juga lumayan. Inter berhasil mengoper bola dengan tepat sasaran sebanyak 83,8%. Angka ini menempatkannya di posisi empat setelah Fiorentina (84%), Juventus (85,4%) dan Roma (86,7%).
Kunci Transformasi: Penguasaan Bola, Tembakan dan Akurasi Passing
Capaian ini jelas prestasi yang membanggakan meskipun belum berbanding lurus dengan posisi di klasemen. Bila dibanding seterunya sekota, Milan dan pesaing kuat lain, Lazio. Inter memiliki ketepatan akurasi bola, ball possession, dan tembakan ke gawang yang lebih baik.
Meskipun posisi klasemen sementara dua klub itu berada di atas Inter, tapi raihan angka atara Lazio di posisi tiga (31 poin) dan Inter di posisi sembilan (25) hanya selisih dua laga (6 poin). Artinya, jurang pemisahnya belum terlalu lebar. Kondisi ini jelas baik bagi Nerazzuri.
Setidaknya ada transformasi. Tetanda ini semakin kuat pasca Inter menaklukan Genoa 3-1 yang notabene adalah satu-satunya klub yang berhasil menaklukan pemuncak klasemen sementara, Juventus. Penguasaan bola Inter, pada laga ini, juga cemerlang. Nerazzuri menguasai 58% pertandingan tinimbang Genoa (42%). Jumlah tembakannya pun unggul, 16-13 dengan 7 tembakan mengarah gawang berbanding 6 tembakan bagi Genoa.
Ternyata, keunggulan penguasaan bola, jumlah tembakan dan akurasi passing Inter bukan hanya kali ini. Ini sudah dimulai sejak Mancini mulai menukangi Inter, meskipun basisnya bermula di Mazzari. Tercatat saat menghadapi Juventus, Inter membukukan 13 tembakan berbanding 11 bagi Juventus.