Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Transformasi Nerazzuri di Era Mancini

14 Januari 2015   02:47 Diperbarui: 29 Februari 2016   08:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi Nerazzuri di Era Mancini

[caption id="" align="aligncenter" width="507" caption="Transformasi Nerazzuri di Era Mancini"][/caption]

Bagi penikmat langgam permainan Inter Milan, aksi para pemainnya pada musim ini boleh dibilang mengecewakan, untuk tidak mengatakan buruk. Peraih gelar Serie A lima kali berurutan (2005 - 2009) ini tidak selaiknya nangkring di posisi 9 klasemen sementara: posisi medioker hasil dari 6 menang, 7 seri dan 5 kalah dari 18 laga.

Setidaknya, penggondol tiga gelar Liga Champions (1963, 1964, 2009) ini bisa bersaing dengan Juventus dan Roma yang kini tengah bersaing ketat di posisi satu dan dua klasemen.

Aneka Persoalan

Boleh jadi, peralihan kepemilikan klub menjadi penyebabnya. Durasi kepemilikan Moratti yang merentang sejak 1995 hingga 2013 tetiba beralih ke seorang pengusaha asal Indonesia, Eric Thohir. Meski demikian, peralihan kekuasaan ini tidak serta-merta menjadi sumber kemunduran Inter. Buktinya, kehadiran Thohir sedikit-banyak memperbaiki kondisi keuangan klub.

Pemain baru, muda maupun tua serta bertalenta, didatangkan. Arsitek permainan diganti, Stramaccioni ke Mazzari lalu kini Mancini.

Era Stramaccioni

Bisa jadi faktor pelatih. Faktor ini barangkali menjadi penyebab kegigihan permainan Inter yang kian hari kian lusuh. Stramaccioni mengusung permainan yang bertenaga dengan mengutamakan para pemain muda. Imbasnya, tidak ada pemain berpengalaman yang mengelola egoisme pemuda-pemuda klub ini.

Hasilnya, dari 47 laga Serie A yang dia pimpin, 18 kekalahan diderita Nerazzuri. Stramaccioni hanya membukukan 21 kemenangan bagi Inter. Kendati begitu, Strama, nama panggilannya, dinilai berhasil menambah pengalaman para pemain muda Inter.

Rezim Mazzari

Bagaimana dengan Mazzari? Pelatih ini dikenal berhasil menangani Napoli. Keberhasilan ini yang kemudian menjadi modalnya melatih klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza itu. Gaya permainan yang diusung cenderung menguasai permainan lewat ball possession. Bagian tengah menjadi andalannya. Hingga formasi pertahanan pun menjadi “korbannya”.

Inter, di era Mazzari, hanya menyisakan tiga pemain belakang dengan lima atau enam pemain tengah dan dua atau satu striker. Hasilnya cukup baik, dari 56 laga bersama Inter di Serie A, 25 adalah kemenangan, 20 hasil seri dan 11 berakhir kalah. Mazzari berhasil membangun pondasi penguasaan bola Inter yang selama ini dikenal memainkan gaya pragmatis di era Mourinho.

Namun kelemahannya adalah Mazzari gagal mempertajam barisan depan Inter. Akibatnya, Inter seringkali bermain imbang atau tetiba kalah karena tiga pemain belakang yang kelelahan. Meski begitu, Mazzari berhasil menciptakan klub yang menguasai bola.

Transformasi Mancini

Di era Mancini, pola permainan sedikit berubah. Dia mengembalikan barisan belakang Inter yang berjumlah empat orang. Empat atau lima pemain tengah dan dua atau satu penyerang. Perubahan ini jelas membuat kikuk lagi para pemain Inter. Pasalnya, di era sebelumnya, Mazzari hanya menempatkan tiga pemain belakang.

Tapi, dalam kondisi ini, Mancini tetap mempertahankan ball possession yang dibangun Mazzari. Terbukti, hingga pekan ke 18 Serie A, Inter rata-rata menguasai sekitar 58,5% penguasaan bola. Angka ini berbeda tipis dengan Roma dan Juventus yang masing-masing memiliki rata-rata ball possession 62,3% dan 60%.

Jumlah tembahan Inter per laga pun tidak mengecewakan. Nerazzuri memiliki 15,7 tembakan per laga atau berada di posisi empat setelah Fiorentina (16,4 tembakan), Juventus (17,1) dan Napoli (17,5). Akurasi passing juga lumayan. Inter berhasil mengoper bola dengan tepat sasaran sebanyak 83,8%. Angka ini menempatkannya di posisi empat setelah Fiorentina (84%), Juventus (85,4%) dan Roma (86,7%).

Kunci Transformasi: Penguasaan Bola, Tembakan dan Akurasi Passing

Capaian ini jelas prestasi yang membanggakan meskipun belum berbanding lurus dengan posisi di klasemen. Bila dibanding seterunya sekota, Milan dan pesaing kuat lain, Lazio. Inter memiliki ketepatan akurasi bola, ball possession, dan tembakan ke gawang yang lebih baik.

Meskipun posisi klasemen sementara dua klub itu berada di atas Inter, tapi raihan angka atara Lazio di posisi tiga (31 poin) dan Inter di posisi sembilan (25) hanya selisih dua laga (6 poin). Artinya, jurang pemisahnya belum terlalu lebar. Kondisi ini jelas baik bagi Nerazzuri.

Setidaknya ada transformasi. Tetanda ini semakin kuat pasca Inter menaklukan Genoa 3-1 yang notabene adalah satu-satunya klub yang berhasil menaklukan pemuncak klasemen sementara, Juventus. Penguasaan bola Inter, pada laga ini, juga cemerlang. Nerazzuri menguasai 58% pertandingan tinimbang Genoa (42%). Jumlah tembakannya pun unggul, 16-13 dengan 7 tembakan mengarah gawang berbanding 6 tembakan bagi Genoa.

Ternyata, keunggulan penguasaan bola, jumlah tembakan dan akurasi passing Inter bukan hanya kali ini. Ini sudah dimulai sejak Mancini mulai menukangi Inter, meskipun basisnya bermula di Mazzari. Tercatat saat menghadapi Juventus, Inter membukukan 13 tembakan berbanding 11 bagi Juventus.

Perbedaan angka ini bahkan menjulang saat, sebelumnya, menyambut Lazio dengan melakukan 16 tembakan berbanding 5 bagi Lazio. Penguasaan bola pun didominasi Inter dengan 64% berbanding 36%. Bahkan, saat kalah dari Udinese di kandang sendiri, Inter tetap mendominasi bola dengan 65% berbanding 35% dengan 83% passing akurat berbanding 62% bagi Udinese.

Fakta ini jelas menunjukkan tren positif Inter di era Mancini. Meskipun, kini, Mancini baru meraih dua kemenangan, tiga seri dan dua kekalahan dengan gol memasukkan 12 dan kemasukan 12, tren baik seperti menaungi Inter.

Pasca mengawali laga dengan hasil imbang melawan Milan, Inter dipaksa menelan dua kali kekalahan atas Roma dan Udinese. Tapi tren itu semakin membaik dengan unggul atas Chievo dan mengimbangi Lazio serta Juventus hingga akhirnya unggul atas Genoa. Jelas ini transformasi Nerazzuri di era Mancini.

sumber statistik: whoscored.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun