Padang (01/12/2024). Kato Nan Ampek menjadi salah satu kearifan lokal masyarakat minang kabau dalam mengatur tata kesopanan dalam berbahasa. Kato Nan Ampek tidak hanya menjadi tata kesopanan dalam berbahasa namun sudah menjadi sesuatu yang mengakar dalam masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain.
Dalam kearifan tersebut Kato Nan Ampek menekankan kepada Empat tata cara berbahasa, mulai dari tata cara berbicara dengan orang yang posisinya lebih tinggi dari pada kira seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat hingga dengan orang yang posisinya lebih muda dari kita seperti teman sebaya, adek, dan sebagainya.
Mengenal Kato Nan Ampek
1. Kato Mandaki
Kato Mandaki diartikan sebagai tata cara berbasa kepada orang yang posisinya lebih tinggi atau lebih tua dari kita. Kato Mandaki menjadi kesantunan berbahasa yang diartikan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Contohnya, cara berkomunikasi dengan dosen kita harus memberikan salam, memperkenalkan diri, dan menyampaikan maksud dan tujuan kita dengan jelas.Â
2. Kato Maleriang
Kato Maleriang menggambarkan tata bahasa yang digunakan dalam posisi yang terasa agak canggung. Kato Malereang, seringkali digunakan kata-kata yang berupa "kode", baik yang bersifat positif maupun negatif, ini menekankan pentingnya kesantunan dalam setiap percakapan, bahkan dalam situasi yang sulit. Contohnya, cara berkomunikasi dengan kakak tingkat atau senior.
3. Kato Mandata
Kato Mandata digunakan sebagai etika berbicara dengan teman sebaya. Meskipun tidak seformal berbicara dengan orang yang lebih tua namun, harus ada etika baik, sopan dan menghargai dalam berkomunikasi.
4. Kato Manurun
Kato Manurun digunakan untuk kita berbicara kepada orang yang lebih muda dari kita. Meskipun kita lebih tua namun, etika berbicara kepada yang lebih muda harus menghargai, tidak merasa hebat, dan merendahkan lawan bicara kita.
Di tengah arus informasi yang tak kenal waktu, memahami dan mempraktikkan Kato Nan Ampek adalah fondasi dalam menjaga keharmonisan dalam interaksi sosial. Falsafah ini bukan hanya dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga bermanfaat untuk menjaga nilai-nilai kearifan budaya Minangkabau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H