Mohon tunggu...
Baniatun Hasanah
Baniatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Andalas

hobi saya adalah membaca, saya menyenangi hal hal baru dan ingin memulai hal hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kato Nan Ampek: Tata Bahasa Masyarakat Minang Kabau

1 Desember 2024   12:36 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Padang (01/12/2024). Kato Nan Ampek menjadi salah satu kearifan lokal masyarakat minang kabau dalam mengatur tata kesopanan dalam berbahasa. Kato Nan Ampek tidak hanya menjadi tata kesopanan dalam berbahasa namun sudah menjadi sesuatu yang mengakar dalam masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain.

Dalam kearifan tersebut Kato Nan Ampek menekankan kepada Empat tata cara berbahasa, mulai dari tata cara berbicara dengan orang yang posisinya lebih tinggi dari pada kira seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat hingga dengan orang yang posisinya lebih muda dari kita seperti teman sebaya, adek, dan sebagainya.

Mengenal Kato Nan Ampek

1. Kato Mandaki

Kato Mandaki diartikan sebagai tata cara berbasa kepada orang yang posisinya lebih tinggi atau lebih tua dari kita. Kato Mandaki menjadi kesantunan berbahasa yang diartikan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Contohnya, cara berkomunikasi dengan dosen kita harus memberikan salam, memperkenalkan diri, dan menyampaikan maksud dan tujuan kita dengan jelas. 

2. Kato Maleriang

Kato Maleriang menggambarkan tata bahasa yang digunakan dalam posisi yang terasa agak canggung. Kato Malereang, seringkali digunakan kata-kata yang berupa "kode", baik yang bersifat positif maupun negatif, ini menekankan pentingnya kesantunan dalam setiap percakapan, bahkan dalam situasi yang sulit. Contohnya, cara berkomunikasi dengan kakak tingkat atau senior.

3. Kato Mandata

Kato Mandata digunakan sebagai etika berbicara dengan teman sebaya. Meskipun tidak seformal berbicara dengan orang yang lebih tua namun, harus ada etika baik, sopan dan menghargai dalam berkomunikasi.

4. Kato Manurun

Kato Manurun digunakan untuk kita berbicara kepada orang yang lebih muda dari kita. Meskipun kita lebih tua namun, etika berbicara kepada yang lebih muda harus menghargai, tidak merasa hebat, dan merendahkan lawan bicara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun