Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel, salah satu dari Walisongo, pada tahun 1421, yang tidak hanya menjadi pusat dakwah Islam, tetapi juga pusat kebudayaan dan tradisi yang bertahan hingga saat ini. Pengaruh sosial dan budaya yang dibawa oleh Masjid Agung Sunan Ampel tidak hanya berperan dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat sekitar, terutama di wilayah "Kampung Arab."Â
Pengaruh Sosial Masjid Agung Sunan Ampel
Sebagai salah satu pusat aktivitas keagamaan di Surabaya, Masjid Agung Sunan Ampel memainkan peran besar dalam kehidupan sosial masyarakat setempat. Masjid ini menjadi tempat berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat yang datang untuk beribadah, belajar agama, dan berinteraksi sosial. Masjid ini telah menjadi pusat kegiatan keagamaan rutin seperti pengajian, majelis taklim, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antar anggota masyarakat tetapi juga memper kokoh ikatan sosial berdasarkan nilai-nilai keislaman.
Masjid Agung Sunan Ampel juga berfungsi sebagai tempat untuk memperingati acara-acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Isra Mi'raj, dan acara-acara hari besar Islam lainnya. Peringatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam makna dan sejarah Islam. Di sisi lain, masjid ini juga menjadi tempat bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial seperti gotong royong dan pemberian zakat serta sedekah kepada fakir miskin. Hal ini memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat sekitar.
Masjid Sunan Ampel juga berperan sebagai tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Kegiatan ziarah ini memiliki dampak sosial yang besar, yaitu mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan menciptakan hubungan sosial yang kuat antara para peziarah dan masyarakat sekitar. Interaksi sosial yang terjadi antara peziarah dan penduduk lokal menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi, seperti perdagangan dan penyediaan jasa, yang turut meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar Masjid Sunan Ampel.Â
Pengaruh Budaya Masjid Agung Sunan Ampel
Masjid Agung Sunan Ampel juga memiliki pengaruh budaya yang sangat kuat, terutama dalam hal melestarikan budaya Islam di Surabaya. Di sekitar masjid ini terdapat daerah yang disebut sebagai "Kampung Arab," yang dihuni oleh keturunan Arab yang menetap di Surabaya sejak masa Sunan Ampel. Kehadiran Kampung Arab ini menciptakan akulturasi budaya antara masyarakat Jawa dan keturunan Arab yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bahasa, adat istiadat, dan kuliner.Â
Keberadaan Kampung Arab memberikan warna tersendiri bagi budaya di sekitar Masjid Agung Sunan Ampel. Masyarakat keturunan Arab di wilayah ini mempertahankan tradisi-tradisi Islam yang diajarkan Sunan Ampel dan leluhurnya. Salah satu contoh tradisi yang berkembang di sekitar masjid ini adalah pelaksanaan pengajian rutin yang diikuti oleh masyarakat keturunan Arab dan masyarakat Jawa. Tradisi ini membentuk identitas budaya yang kuat di sekitar Masjid Sunan Ampel sebagai pusat kebudayaan Islam di Surabaya.Â
Budaya kuliner di sekitar masjid juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan Kampung Arab. Banyak pedagang yang menjual makanan khas Timur Tengah seperti kebab, nasi kebuli, dan roti maryam. Kuliner khas ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung masjid dan wisatawan yang datang untuk menikmati suasana budaya yang unik. Selain itu, budaya berziarah yang dilakukan oleh banyak umat Islam di Indonesia memperkuat status masjid ini sebagai pusat budaya dan spiritual. Pengunjung dari berbagai daerah sering datang untuk berziarah ke makam Sunan Ampel, yang diyakini sebagai salah satu tempat yang diberkahi.Â
Masjid Agung Sunan Ampel juga berkontribusi dalam pelestarian seni dan budaya Islam, seperti seni kaligrafi, seni arsitektur, dan seni musik Islami. Arsitektur masjid ini yang dipengaruhi oleh gaya Timur Tengah, Jawa, dan Tiongkok menjadi daya tarik tersendiri, dan mengajarkan pentingnya penghormatan terhadap perbedaan budaya. Seni kaligrafi dan ornamen yang menghiasi masjid menjadi bagian dari warisan budaya yang selalu dilestarikan dan diperkenalkan kepada pengunjung.
 Masjid Agung Sunan Ampel memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Surabaya. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai pusat budaya Islam yang mempertahankan berbagai tradisi dan kearifan lokal yang diwariskan oleh Sunan Ampel dan masyarakat di sekitarnya. Dengan kehadiran Kampung Arab dan interaksi sosial yang terjalin antara peziarah dan penduduk lokal, Masjid Agung Sunan Ampel menjadi simbol akulturasi budaya yang memperkaya identitas Islam di Indonesia.Â
Pengaruh sosial masjid ini tercermin dalam kegiatan keagamaan yang mengikat masyarakat, sedangkan pengaruh budayanya tampak dalam tradisi, kuliner, dan seni yang berkembang di sekitar masjid. Dengan demikian, Masjid Agung Sunan Ampel tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat penyebaran nilai-nilai keislaman dan budaya yang berkontribusi pada harmoni sosial di Surabaya.Â
Penulis : Qomaruddin Zaki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H