Dalam pelajaran ilmu hewan dikatakan bahwa di dalam daging babi, terdapat benih cacing pita. Benih cacing pita ini kalau sudah masuk dalam usus manusia akan menetas menjadi cacing pita yang sulit untuk diberantas karena dikepalanya terdapat pengait, agar terus dapat mengaitkan dirinya dalam usus manusia.
Walau orang yang menderita penyakit cacing pita diberi obat dengan maksud untuk membunuh cacingnya, si cacing tidak akan serta merta musnah. Karena yang mati, dan lepas hanya bagian badan cacingnya saja. Sedangkan kepala cacing pita tetap hidup, dan tetap mengait di dalam usus penderita lalu tumbuh menjadi cacing pita normal kembali.
Kalau sudah begini kondisinya sangat menyusahkan, dan merugikan.
Karena makanan yang dimakan seseorang bukannya tubuh yang memanfaatkan, tetapi justru cacing pita yang menikmati. Akibatnya, penderita cacing pita badannya menjadi semakin kurus, tetapi perutnya buncit. Oleh karena itu Allah memberi perintah, dan petunjuk agar seseorang tidak memakan daging babi. Atau dengan kata lain daging babi haram untuk dimakan, agar orang terhindar dari penyakit tersebut.
Tetapi yaitu, namanya manusia. Meskipun firman Allah telah menyatakan, dan sudah dijelaskan demikian tetap saja menyangkal atau membantah atau ngeyel. Karena memang demikian adanya kodrat manusia, senangnya membantah apalagi yang menyampaikan orang kebanyakan.
Benarkah kodrat manusia senang membantah alias ngeyelan? Mohon bersabar akan diuraikan dalam artikel berikutnya. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H