Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersaksi Tidak Ada Tuhan Selain Allah

20 Agustus 2024   07:18 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi seseorang yang akan menganut atau akan masuk agama Islam, wajib hukumnya untuk bersaksi dengan mengucap "Dua kalimah syahadat". Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi Muhammad adalah utusan Allah.

Begitulah bunyi kalimat persaksian, yang wajib diucapkan oleh orang yang akan menganut atau masuk agama Islam. Sudah barang tentu persaksian ini tidak sebatas, atau tidak berhenti dipengucapan belaka. Tetapi benar-benar harus linambaran ( Jawa ) atau didasari atas niat tulus dari lubuk hati paling dalam atau roso pangroso ( Jawa ) orang tersebut.

Tetapi mengapa disebut dua kalimah syahadat? Kasat mata kan tersurat hanya satu kalimat!

Memang benar, kasat mata memang tampak satu kalimat, tetapi sesungguh-nya tersirat atau tersembunyi didalamnya ada dua kalimat persaksian.

Pertama. Kalimat persaksian yang berbunyi: Saya bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah.

Kedua. Kalimat persaksian yang berbunyi: Dan saya bersaksi, Muhammad utusan Allah.

Ternyata kok sangat ringan untuk menganut, atau memeluk agama Islam? 

Sebentar jangan tergesa - gesa memberi penilaian. Karena sesungguhnya persaksian tersebut, mengandung tanggung jawab sangat berat. Mengapa dikatakan sangat berat?

Sangat berat, karena seseorang harus bersaksi kepada Dzat tan kasat mata, atau Dzat yang bersifat gaib. Seseorang wajib mempercayai adanya Dzat yang ada tetapi tidak kelihatan, Dia-lah Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa atau Dia-lah Allah Swt. Tuhan Yang Maha Gaib.

Sangat berat bukan? Selagi yang jelas - jelas tampak mata atau yang kelihatan saja sering dilanggar, apalagi yang tidak tampak mata atau tidak kelihatan.

Ingin tahu contohnya? Itu rambu - rambu lalu lintas jelas - jelas ada tanda larangan parkir, parkir seenaknya tanpa merasa bersalah. Ada tanda larangan berbelok, belok seenaknya tanpa merasa bersalah.

Masih kurang jelas? Itu di perempatan jalan jelas -- jelas lampu menyala berwarna merah, terabas saja tanpa merasa bersalah menganggap dirinya yang paling penting. Tanpa menghiraukan kepentingan orang lain, dalam kendaraan yang datang dari arah lampu lalu lintas yang berwarna hijau.

Mari dengan jujur diakui melalui roso pangroso, sangat berat bukan resiko atau konsekuensi persaksian tersebut? Namun demikian atas persaksian yang telah diniatkan dengan tulus dari lubuk hati paling dalam kita wajib melaksanakan ......................

Perintah dan petunjuk-Nya walau kita tidak melihat Dzat yang membuat perintah dan petunjuk tersebut.

Al Qur'an surat Yaasiin ayat 11. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang - orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Disini mula pertama pendadaran bagi seseorang yang akan menganut agama Islam, sebagai peletakan pondasi dasar kepercayaan atau dasar keimanan agar tidak mudah mengingkari firman Allah Swt. Tuhan Yang Maha Gaib. Demikian hendaknya penganut Islam dalam memaknai kalimat persaksian pertama yang berbunyi: Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. 

Sebagai umat Islam tentunya sudah tidak asing lagi dengan kalimat: Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah.

Ini merupakan persaksian pertama dari Dua Kalimah Syahadat bukan?

Hanya masalahnya sudahkah kita dapat memahami, dan melaksanakan makna dari persaksian tersebut?

Mohon maaf akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun