Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersaksi Tidak Ada Tuhan Selain Allah

20 Agustus 2024   07:18 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih kurang jelas? Itu di perempatan jalan jelas -- jelas lampu menyala berwarna merah, terabas saja tanpa merasa bersalah menganggap dirinya yang paling penting. Tanpa menghiraukan kepentingan orang lain, dalam kendaraan yang datang dari arah lampu lalu lintas yang berwarna hijau.

Mari dengan jujur diakui melalui roso pangroso, sangat berat bukan resiko atau konsekuensi persaksian tersebut? Namun demikian atas persaksian yang telah diniatkan dengan tulus dari lubuk hati paling dalam kita wajib melaksanakan ......................

Perintah dan petunjuk-Nya walau kita tidak melihat Dzat yang membuat perintah dan petunjuk tersebut.

Al Qur'an surat Yaasiin ayat 11. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang - orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Disini mula pertama pendadaran bagi seseorang yang akan menganut agama Islam, sebagai peletakan pondasi dasar kepercayaan atau dasar keimanan agar tidak mudah mengingkari firman Allah Swt. Tuhan Yang Maha Gaib. Demikian hendaknya penganut Islam dalam memaknai kalimat persaksian pertama yang berbunyi: Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. 

Sebagai umat Islam tentunya sudah tidak asing lagi dengan kalimat: Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah.

Ini merupakan persaksian pertama dari Dua Kalimah Syahadat bukan?

Hanya masalahnya sudahkah kita dapat memahami, dan melaksanakan makna dari persaksian tersebut?

Mohon maaf akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun