Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keanehan Kucing Beranak

26 Maret 2024   07:08 Diperbarui: 26 Maret 2024   07:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kotak kardus beralaskan selembar handuk besar yang sudah tidak dipakai yang memang sudah disediakan malam sebelumnya, lalu aku pindahkan ke ruang tamu untuk memindahkan si kucing bersama anaknya agar tidak berada di ruang tamu; Kardus lalu  kupindahkan ke ruangan dalam dengan menyeret kardusnya. Nonton wayang dilanjutkan, dan ternyata sampai dengan kira -- kira pukul 24.00 wib aku lihat anaknya berjumlah 3 ekor. 

Ternyata kejadian serupa terulang kembali, ini kali yang beranak kucing yang silsilahnya adalah iduk kucing yang beranak sebelumnya, tepatnya hari Jum'at siang 18 Juni 2021, dan berikut kejadiannya. 

Sama persis seperti kucing sebelumnya, kucing inipun selalu ndusel -- ndusel (bermanja -- manja) di atas perutku, karena saat itu aku sedang rebahan akan tidur siang. Sampai aku tertidur, yang akhirnya si kucing melahirkan anak yang pertama disamping perut, dan aku tidak tahu karena saat itu sudah tertidur.

Saat terjaga spontan aku melihat si kucing sedang menjilati untuk membersihkan anaknya, kemudian aku pindahkan keduanya ke dalam kardus yang memang sudah disiapkan sebelumnya. Saat di dalam kardus anak kucing pertama sudah putus tali pusarnya, si induk masih terus aku elus -- elus perutnya, dan lahirlah anak kedua disertai dengan ari -- arinya.

Dalam keadaan tersebut induk kucing hanya diam, sedangkan anak kucing beserta ari -- arinya dibiarkan saja, seolah -- olah memberi isyarat aku untuk merawat ari - arinya. Akhirnya tali pusar anak kucing aku putus menggunakan gunting, dan ari-ari aku ambil, dicuci bersih lalu kukeringkan selanjutnya aku simpan. Ternyata selama aku tinggalkan untuk mencuci dan menjemur ari - arinya, anak kucing yang dilahirkan keseluruhannya berjumlah 5 ekor.

Menurut pengalaman, sangat jarang orang mendapatkan ari -- ari kucing, karena begitu lahiran induk kucing langsung membersihkan air ketuban dan darah yang menyertainya dengan memakan termasuk ari-arinya.   

Mengapa orang kok berburu ari -- ari kucing? Karena menurut informasinya, waktu itu ari - ari kucing digunakan untuk membantu kelancaran orang yang akan melahirkan. Benarkah informasi ini? Ya mana aku tahu.

Waktu itu kemungkinan peralatan medis untuk membantu proses persalinan masih terbatas, dan belum secanggih saat ini. Demikian juga tenaga bidan yang belum tentu disetiap desa ada, oleh karena itu untuk membantu persalinan umumnya dibantu oleh seorang dukun, yang dikenal dengan sebutan dukun bayi.

Sejak dulu sampai sekarang umumnya orang mengetahui bahwa pada saat musim kucing kawin suaranya ramai memekakkan telinga, dan saling berkejaran sampai - sampai menjatuhkan plafon kamar tidur berkali - kali.

Tetapi saat melahirkan nyaris tidak ada suara sama sekali, dan tidak terlihat adanya gerakan yang menampakkan kesulitan selama melahirkan anaknya. Aku dapat mengatakan demikian, karena secara langsung aku dapat melihat dengan mata kepala sendiri; Dimana 2 ekor kucing yang telah diceritakan  melahirkan anaknya satu di atas perut, dan satu yang lainnya di dekat perutku.

Atas dasar kenyataan tersebut, orang lalu menggunakan ilmu titen (menandai), dan menyimpulkan bahwa dalam ari -- ari kucing tersebut kemungkinan mengandung senyawa yang dapat memperlancar proses persalinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun