Ya karena masing -- masing kelompok orang merasa yang paling benar cara, atau metoda penetapan awal Idul Fitri-nya.
Pertanyaannya, adakah yang namanya kebenaran itu lebih dari 1?
Tentu jawabannya tidak ada!
Kalau begitu tentu ada yang salah dong!
Ya memang pasti ada yang salah, tetapi umumnya orang amat sulit untuk mengakui kesalahannya sendiri. Bahkan tak jarang untuk ngeyem -- yemi ( Jawa ) atau menghibur masyarakat biasanya pemuka kelompok mengatakan, perbedaan itu indah.
Dengan adanya perbedaan ini bisa saja di masyarakat yang pendek sumbu nalarnya memicu terjadinya masalah. Misal.
Satu kelompok orang hari ini sudah merayakan Idul Fitri, kelompok orang lainnya masih berpuasa.
Bagi yang sudah merayakan Idul Fitri tentu sudah bebas untuk makan, dan minum di siang hari. Suatu saat bertemu temannya yang masih melaksanakan puasa, karena ketidak tahuannya dia makan dan minum seenaknya, dan bahkan menawari temannya untuk makan dan minum. Meski dalam hati tentu si teman ada rasa jengkel, tersinggung, dan merasa diejek orang sedang puasa kok di ajak makan, dan minum.
Demikian juga orang yang sudah merayakan Idul Fitri karena ke tidak tahuannya, Â berkunjung ke rumah temannya yang kebetulan masih melaksanakan puasa. Bisa -- bisa selama kunjungan tidak disajikan makanan dan minuman, karena tuan rumah juga tidak tahu kalau temannya sudah tidak berpuasa. Begitu pulang bisa -- bisa menggerutu, dan merasa tidak dihormati, dan muncul pikiran teman model apa itu, jauh -- jauh dikunjungi apalagi makanan selagi setetes air saja tidak keluar.
Kejadian -- kejadian tersebut bisa saja terjadi di masyarakat, bahkan bila masyarakat sumbu penalarannya pendek bisa menimbulkan masalah bukan? Oleh karena itu akan lebih indah, dan elok manakala masing -- masing kelompok orang menyadari, agar tidak menimbulkan gesekan di masyarakat penetapan awal Idul Fitri secara legowo diserahkan sepenuh nya kepada Pemerintah. Dengan demikian tidak mengajari umat untuk mengingkari atau membangkang atas ketentuan Pemerintahnya. Mengingat kelompok - kelompok orang tadi, kenyataannya adalah sama - sama warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangga dan berbahagialah manakala