Sejalan dengan alur pikir pengajian ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis berupa jagad raya seisinya termasuk diri manusia, tentunya juga wajib kita terapkan dalam mempelajari atau mengaji ayat -- ayat Allah yang tertulis berupa Al Qur'an atau firman Allah secara berjenjang. Diawali dari tingkat sareat (lahiriah), berlanjut  ke tingkat tarekat (batiniah), berlanjut ke tingkat hakekat (kejiwaan), dan selanjutnya sampai ke tingkat makripat (roso pangroso). Dengan demikian pemahaman atas pengajian dari satu pokok bahasan ayat Allah, dapat meningkat menuju ke kebenaran sejati.  Â
Karena hanya dengan cara pengajian berjenjang inilah kita dapat mensari atau mengekstraksi makna batiniah Al Qur'an atau ayat -- ayat Allah yang tertulis, dan ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis berupa semesta alam seisinya termasuk diri manusia, kemudian kita tempatkan di dalam hati. Makna batiniah ayat -- ayat Allah pada hakekatnya adalah kebenaran sejati atau kebenaran hakiki dari Yang Maha Suci yang kita tempatkan didalam hati tadi, selanjutnya kita fungsikan sebagai Filter Rasa. Dengan terbangunnya Filter Rasa tersebut, mudah -- mudahan Allah meridho'i setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari tidak menyimpang dari perintah dan petunjuk Allah, amiin. Â
Mengaji Ayat -- Ayat Allah Yang Tertulis. Analog atau dengan alur pikir yang sama dengan cara mengaji ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis sebagaimana diuraikan dalam artitel terdahulu, mari kita mengaji bersama ayat -- ayat Allah yang tertulis. Secara singkat akan penulis sampaikan beberapa ayat - ayat Allah yang tertulis sebagai contoh, dan selanjutnya silahkan para pembaca mensari atau mengekstraksi, dan mengembangkannya sendiri.
Surat Al A'raaf ayat 26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda  kekuasaan Allah, mudah -- mudahan mereka selalu ingat.                                  Â
Indonesia merupakan negara besar, terdiri dari banyak suku bangsa yang mendiaminya. Dengan demikian masing - masing daerah, mempunyai pakaian kebanggaannya sendiri-sendiri. Sudah barang tentu menurutnya baik, tetapi menurut orang lain  belum  tentu  dikatakan  baik. Yang  penting,  tidak saling mencela. Hendak lah ditumbuh - kembangkan saling menghormati, dan saling menghargai adat istiadat diantara sesama warga bangsa.
Dari cerita singkat tersebut kiranya kita dapat  mengetahui dengan pasti, bahwa di negeri yang sama -- sama kita cintai ini beragam jenis pakaian tersedia.Â
Tinggal memilih saja pakaian ala daerah mana yang diinginkan, dan dianggap paling cocok untuk dirinya. Yang wajib dipahami pakaian dimaksud adalah pakaian bagi sang lahiriah atau pakaian bagi sang badaniah.
Oleh karena itu tampak mata atau pakaian kasat mata, karena pakaian ini memang melekat pada badan wadag kita. Apakah itu berupa pakaian sebagai penutup aurat, atau pakaian indah sebagai perhiasan bagi sang wadag.
Kalau kita mengenakan jenis pakaian ini, katakanlah pakaian yang indah sebagai perhiasan. Sudah barang tentu dilengkapi dengan berbagai asesoris sehingga tampak indah, serasi, dan anggun bila dipandang mata.Â
Namun seindah apapun pakaian yang dikenakan, hendaklah selalu diingat ( Jawa = eling ) jangan sampai pakaian indah yang kita kenakan mengingkari atau bertolak belakang dengan perintah, dan petunjuk Allah.
Artinya seindah apapun pakaian yang kita kenakan, dengan dilengkapi penggunaan berbagai asesoris sebagai perhiasan, tetap pakaian tersebut tidak menghalangi seseorang untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Atau dengan kata lain seseorang tidak merasa terhalangi untuk mengenali diri kita, dan sebaliknya kitapun tidak merasa terhalangi untuk mengenali orang lain. Karena manusia dimuka bumi ini diciptakan Allah dengan berbagai bangsa, dan suku bangsanya supaya saling kenal mengenal diantaranya, begitulah petunjuk-Nya. Sebagaimanna difirmankan Allah dalam surat Al Hujuraat ayat 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.