Hal ini dimaksudkan agar, penulis dapat dengan cepat menemukan barang -- barang tadi saat mau pergi meninggalkan rumah. Demikian juga bila ada barang -- barang yang tertinggal. Meski tidak berada di rumah sekalipun, namun penulis dapat memberi tahu kepada keluarga yang ada di rumah, barang apa yang tertinggal dan dimana tempatnya.
Sebagai ilustrasi, berikut kejadian setelah puluhan tahun pindah dari Semarang, dan berdomisili di Bandar Lampung. Suatu saat penulis akan mengantarkan pembantu rumah tangga, buat momong cucu di Sangatta Kaltim. Sekalian menjemput istri yang sudah beberapa waktu menemani cucu di Sangatta, karena belum ada pembantu. Tiket pesawat Garuda Indonesia, sudah disiapkan oleh saudara yang berdomisili di Bogor.
Waktu keberangkatan sudah diatur sedemikian rupa, sehingga tersambung dengan pesawat dari Balikpapan ke Sangatta. Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta  berangkat sekitar pukul 7 wib. dan tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, sekitar pukul 10 wita. Dengan demikian masih punya waktu cukup untuk istirahat, sebelum melanjutkan penerbangan ke Sangatta dengan Air Fast sekitar pukul 12 wita.
Karena jadual penerbangannya ketat seperti itu, maka penulis dari rumah saudara disekitar komplek Paspamres Bogor, berangkat pukul 3 wib. dini hari. Menuju pool DAMRI tujuan Bandara Soekarno - Hatta, yang lokasinya dekat terminal bus Baranang Siang Bogor. Sampai Bandara Soekarno - Hatta sekitar pukul 5.30 wib. Masih punya waktu cukup untuk istirahat, sampai keberangkatan pesawat Garuda Indonesia ke Balikpapan, pikir penulis.
Tunggu punya tunggu, ternyata keberangkatan pesawat Garuda Indonesia ditunda sampai sekitar pukul 9 wib. Â Karena pesawat yang sedianya berangkat ada gangguan teknik, dan harus menunggu pesawat dari Ujung Pandang untuk menggantikannya. Atas informasi penundaan tersebut, penulis lalu ke konter Garuda minta penjelasan pastinya. Karena bila terjadi penundaan, dapat dimungkinkan penulis tertinggal dari penerbangan pesawat yang menuju ke Tanjungbara, Sangatta. Â Petugas konter Garuda minta maaf atas kejadian ini, dan berupaya akan membantu dengan mengontak Perwakilan Garuda di Bandara Sepinggan Balikpapan, agar berkoordinasi dengan Perwakilan Kaltim Prima Coal ( KPC ).
Mengetahui kepastian penundaan ini, penulis akan mengontak petugas KPC agar membantu bila pesawat Garuda Indonesia tiba di Bandara Sepinggan waktunya berdekatan dengan waktu penerbangan ke Tanjungbara. Sayangnya nomor HP petugas KPC di Bandara Sepinggan tidak tersimpan dalam HP. Penulis lalu menelepon si sulung di Lampung, untuk mencarikan nomor HP petugas KPC dan meng SMS kan.
Dalam pembicaraan pertelepon penulis berkata, mas tolong papa dicarikan nomor HP petugas KPC, dicatatan nomor telepon berupa buku kecil berwarna hitam. Buku kecil berwarna hitam ada 2, dicari dalam buku kecil yang baru ( buku kecil yang lama kulit warna hitamnya sudah lepas ). Buku itu terletak pada rak buku paling atas, yang posisinya jejer dengan pintu masuk ke kamar papa. Setelah buku hitam ditemukan, tolong mas mencari nomor HP-nya dibagian buku agak terakhir. Disana ada tertulis KPC dan 2 nama orang dengan 2 nomor HP. Selang beberapa saat SMS masuk, dan alhamdulillah 2 nomor HP dikirimkan semuanya. Penulis membalas SMS, dengan mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
Dengan salah satu nomor HP yang penulis terima, kemudian menelepon petugas KPC di Bandara Sepinggan. Selamat pagi pak, ini saya dari Lampung yang rencananya akan ikut penerbangan ke Tanjungbara pukul 12 wita nanti. Tetapi pesawat Garuda dari Bandara Soekarno - Hatta ada penundaan waktu, sehingga diperkirakan tiba di Sepinggan waktunya mepet dengan waktu keberangkatan pesawat ke Tanjungbara. Untuk hal tersebut, tolong saya dibantu pak, terima kasih sebelumnya.
Singkat ceritanya penulis mendarat di Bandara Sepinggan dengan lancar, setelah turun dari pesawat lalu  naik bus menuju ruang kedatangan penumpang. Di dalam bus penulis menerima telepon dari petugas KPC. Beliau bertanya bapak naik bus atau jalan kaki, naik bus jawab penulis. Setelah mendekat ruang kedatangan, penulis sudah dapat melihat beliau, dan seorang petugas perempuan dari Garuda sudah menunggu, selanjutnya penulis salami dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
Penulis langsung menuju ruang keberangkatan pesawat, dipandu petugas KPC. Slip pengambilan bagasi penulis berikan, agar beliau berkenan membantu untuk mengambil dan mengirimkan bawaan berupa 2 kopor ke Tanjungbara pada penerbangan berikutnya. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, dan barang bawaan esoknya telah sampai ke tangan penulis.
Uraian ini sesungguhnya hanya untuk menggambarkan, meski tidak ada di rumah sekalipun, namun penulis dapat memberikan tuntunan atau arahan kepada anak untuk menemukan sesuatu yang dibutuhkan. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kebiasaan menteraturkan diri sendiri, akan dapat memberikan kemudahan, baik bagi diri sendiri, maupun orang lain.