Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Muasal Sulam Benang di Lampung

6 Januari 2021   20:22 Diperbarui: 6 Januari 2021   20:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ditempat tinggalnya yang berupa rumah geribig bambu tadi, beliau melatih anak -- anak disekitarnya. Peserta pelatihan diminta membawa mesin jahit sendiri, syukur mesin jahit yang masih berfungsi baik. Kalaupun sudah tidak berfungsi, tetap bisa dibawa. Setelah diperbaiki dan berfungsi kembali, dapat dipergunakan untuk latihan pemiliknya. 

Selama pelatihan sulam benang sampai terampil, peserta pelatihan tidak dipungut biaya. Malah kepada anak -- anak yang sudah terampil membuat sulam benang diberi garapan, dan akhirnya mendapat uang lelah dari hasil sulam benang yang dibuatnya. 

Penulis pernah mengadakan uji coba, dengan membelikan 3 buah mesin jahit, agar dipakai oleh 3 orang anak yang sudah terampil. Dari hasil garapannya, sebagian disisihkan untuk mengangsur selama 1 tahun tanpa bunga. Setelah dapat melunasi, mesin jahit menjadi hak sepenuhnya si pemakai. Pada saatnya mbak Syukri melaporkan bahwa ke 3 orang anak sudah dapat melunasi mesin jahit, hanya dengan 10 kali angsuran atau 10 bulan saja.

Untuk membantu pengembangan dan pemasaran produk sulam benangnya, tak jarang mbak Sam dilibatkan dalam kegiatan pameran. Demikian seterusnya akhirnya tahun berganti tahun, yang tadinya berawal dari 1 mesin jahit yang sudah tidak berfungsi, saat ini sudah berkembang menjadi sentra sulam bordir, dengan nama Sam Bordir. Mas Syukri dan istri berkata kepada penulis, pak kapanpun dan dimanapun bapak bertugas, bila bapak meminta kami untuk mengadakan pelatihan, kami siap melaksanakannya, tegas beliau berdua. 

Dengan keberhasilan mas Syukri bersama istri,  penulis dapat mengadakan pelatihan sulam benang selama 2 minggu, secara mandiri di Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur. Kepala Desa penulis tugasi mempersiapkan peserta, dengan syarat membawa mesin jahit sendiri. Menyediakan tempat pelatihan dan tempat menginap, serta makan instruktur.

Para peserta, makan siang dirumah masing -- masing. Bahan baku dan instruktur dari Sam Bordir, namun yang memberi honor instrukturnya penulis pribadi. Hasil sulam benang yang sudah punya nilai jual, ditampung Sam Bordir. Demikian tadi, sekilas teknik pelaksanaan pelatihan mandiri.

Allah berkehandak lain, saat -- saat berkembangnya Sam Bordir yang ketika itu telah memiliki bagunan permanen sebagai tempat kerja dengan mesin bordir sekitar 60 buah, dan sejumlah mesin jahit, serta kendaraan roda 4; Sekitar 6 tahun yang lalu mas Syukri dipanggil menghadap Allah Tuhan Yang Maha Suci, meninggalkan seorang istri dengan 3 orang anak. Usahanya sampai saat ini ( 2013 ) bertambah maju dan berkembang, dikelola oleh mbak Samsidar yang tidak lain adalah istri mas Syukri almarhum.

Pola pembinaan seperti ini, tidak hanya penulis lakukan dengan Sam Bordir saja? Tetapi pola yang sama penulis lakukan kepada perajin Bordir di Talang Padang. Hanya bordir yang dikembangkan pak Talib, merupakan produk khusus. Yaitu kain penutup keranda, beserta payungnya, disamping kaligrafi. Tak jarang pula, beliau ini kami ajak untuk mengikuti pameran, guna membantu mempromosikan produknya kepada masyarakat luas.

Dengan keberhasilan pak Talib bersama istri,  kami dapat mengadakan pelatihan bordir  kain tutup keranda selama 2 minggu, secara mandiri di Desa Penengahan, Kecamatan Kedondong. Kepala Desa aku tugasi mempersiapkan peserta, dengan syarat membawa mesin jahit sendiri. Menyediakan tempat pelatihan dan tempat menginap, serta makan instruktur.

Para peserta makan siang, dirumah masing -- masing. Bahan baku dan instruktur dari pak Talib. Hasil bordir yang sudah punya nilai jual, ditampung pak Talib. Ternyata masyarakat juga tergerak untuk membekali dirinya dengan keterampilan, secara mandiri.

Tentunya masih banyak pelatihan lainnya yang bukan bordir dan dibanyak desa, yang tidak dapat penulis sajikan semuanya dalam tulisan ini. Ini hanya sebagai gambaran, bahwa sesungguhnya masyarakat dapat berbuat atas kemampuan sendiri, untuk membekali dirinya dengan keterampilan dalam upaya memperbaiki status sosial ekonominya, asalkan ada yang menggerakkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun