Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yang Panjang itu, Biasanya Menyakitkan!

3 Juni 2016   11:01 Diperbarui: 3 Juni 2016   11:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kalau menulis untuk di posting di dunia maya, entah itu di media sosial atau blog, maka usahakan jangan membuat tulisan dengan paragrap yang panjang-panjang.

Satu paragrap sampai 8 baris lebih: ini menyiksa. Apalagi kalau satu paragrap ada belasan baris. Masya Allah.. Ini akan membuat orang semakin menderita.

Karena semakin panjang punya kita, semakin menyakitkan ia.

Eh..

Bagi mata maksudnya.

Kalau memposting tulisan di dunia maya, entah itu di media sosial atau blog, justru lebih enak buat paragrap yang pendek-pendek saja. Asal diciptakan dengan ketulusan dan kasih sayang, pendek pun bisa memberikan kepuasan.

Loh!

Karakter pembaca di dunia maya adalah mereka yang ingin mendapatkan informasi secara instan, tidak bertele-tele, dan panjang lebar. Pembaca di dunia maya ingin segera mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Lihat saja portal-portal berita kenamaan. Mereka menyadari hal ini dan kemudian menyajikan informasi di dunia maya dengan tulisan yang instan-instan.

Apalagi satu portal berita yang sudah sama-sama kita ketahui itu (nggak perlu sebutkan nama yaa..), beritanya bahkan nggak perlu dibaca...

...baca saja judulnya dan selesai.

“Tapi kan, kalau membuat tulisan yang pendek dan singkat, takutnya informasi yang disampaikan nggak lengkap, Bang..”

Eits..

Coba kembali ke paragrap awal tulisan ini. Apa yang saya katakan? Apakah saya menganjurkan agar membuat tulisan yang singkat dan pendek?

Tidak, bukan?

Tapi...

...saya menganjurkan, ketika menghasilkan sebuah tulisan yang akan disebarkan di dunia maya, entah di media sosial dan blog, buatlah dalam paragrap yang singkat-singkat saja. Jangan kepanjangan.

Jika memang tulisan kita harus panjang kali lebar (agar lengkap, informatif, dan utuh), maka silakan saja buat tulisan demikian. Tapi paragrap yang dihasilkan jangan berlebihan.

Tulisan saya beberapa hari lalu misalnya (lihat DISINI), jumlah totalnya ada 6 halaman A4 loh!

Untuk ukuran tulisan di blog, maka itu adalah tulisan yang sangat panjang dan pasti akan melelahkan jika paragrap yang dibuat berukuran besar.

Beruntungnya, tulisan itu saya olah sedemikian rupa menjadi paragrap yang mungil-mungil dan menggemaskan. Sehingga satu dua orang pembaca, menghubungi saya secara pribadi dan berujar:

“Itu beneran 6 halaman A4, Bang Syaiha?”

“Iya.. Kenapa emang?”

“Nggak berasa panjang. Saya membacanya enak sekali, nggak kerasa eh tau-tau sudah selesai saja. Keren. Soalnya, bahasa yang dipakai mengalir dan enak sekali dinikmati.”

“Wah.. Terimakasih..”

Mendapatkan pujian demikian, saya senang bukan main. Berasa ingin terbang. Seperti ada helium yang dipompakan masuk ke dalam rongga dada hingga penuh.

Saya lalu mengambang di udara, seperti balon gas.

.

.

.

.

Balik lagi yaa...

Jadi, inti tulisan ini adalah, sekali lagi, saya hanya ingin menganjurkan kepada siapapun yang kebetulan mampir, bahwa ketika kalian menulis dengan tujuan untuk dibagikan di dunia maya, entah itu di media sosial atau blog, buatlah paragrap yang pendek-pendek.

Jangan yang panjang-panjang. Itu menyiksa.

Mengapa saya menulis ini?

Karena baru saja, saya membaca sebuah tulisan yang bagus sekali, luar biasa informatif, tapi paragrapnya gemuk-gemuk. Seperti raksasa. Panjang-panjang luar biasa.

Beruntungnya, walau penuh perjuangan, saya tetap membaca tulisan itu sampai selesai. Sempat mau berhenti saja, karena mata saya harus berjuang keras, tapi tetap saya lanjutkan.

Tapi, saya yakin, pasti jarang orang yang melakukan demikian.

Biasanya, pembaca hanya melihat sekilas, ketika mendapati paragrap tulisan yang panjang-panjang, orang akan berhenti di awal, menyerah dan tidak sudi menikmatinya..

Yang panjang itu menyakitkan..

Disclaimer: Tulisan ini juga diposting juga di BLOG PRIBADI penulis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun