Mungkin benar apa yang dikatakan orang, bahwa biasanya, kita akan semakin paham apa gunanya sesuatu jika dan hanya jika kita telah melakukannya. Kita semakin paham sebuah ilmu dan kegunaanya ketika kita sudah nyemplung dan menekuninya.
Dan itulah yang saya alami. Selama kuliah, saya semakin paham, ternyata kuliah ini memberikan banyak manfaat. Beraneka ragam malah.
Ada teman saya yang semasa kuliah fokus berwirausaha. Ia bilang, “Mahasiswa IPB ini, kan, jumlahnya ada 20ribu orang. Itu adalah pasar yang sangat potensial. Bayangin, kalau 0,1 persen saja (itu berarti 20 orang) belanja barang dagangan gue, maka berapa keuntungan yang bisa gue dapatkan?”
“Itu baru 0,1 persen! Bagaimana kalau bisa ngambil 10 atau 20 persen market share?”
Dan kalian tahu? Teman saya ini sekarang sudah enak hidupnya. Punya usaha sendiri dan cukup sukses. Ia tidak bekerja kepada siapapun. Padahal, dulu, ketika ia bercerita ke saya demikian, saya menggerutu dalam hati: “Ente kesini mau kuliah apa mau jualan?”
Berbeda dengan teman saya yang lain. Ia berkata, “Gue mah pengen kuliah cuma mau jalan-jalan!”
Bagaimana bisa?
“Kan ini kampus besar, IPB! Pasti banyak lomba dari dalam dan luar negeri yang bisa diikuti. Itu kesempatan terbaik buat mendatangi tempat-tempat yang belum gue kunjungi!”
Edan! Niatnya kok aneh-aneh!
Teman yang lain lagi, entah serius atau tidak, malah punya tujuan nyeleneh, “Kuliah di IPB, waktunya cari jodoh terbaik,” ia terkekeh nakal, “Mahasiswi disini kan pasti orang-orang pilihan, punya otak cerdas, dan bisa diandalkan. Cocok banget dah buat memperbaiki kualitas keturunan!”
Buset!