Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Menikah Bisa Bikin Kaya?

23 Oktober 2015   07:14 Diperbarui: 23 Oktober 2015   07:37 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, maksud kalimat tadi, “Menikahlah kalian, maka Allah yang akan mencukupkan. Menikahlah kalian maka Allah yang akan mengayakan,” adalah sebuah jaminan. Bahwa setelah menikah, lalu berusaha –catat ini baik-baik: berusaha dan tidak diam, maka mudah saja bagi Allah mencukupkan.

Bukankah dari sejak kecil, sadar atau tidak, semua kebutuhan kita memang sudah dicukupi? Kita meminta atau tidak, mengerti atau tidak, semua kebutuhan kita toh sudah dilengkapi semua.

Saya akan menceritakan sebuah hal, pengalaman saya sendiri. Semoga saja, setelah membacanya kalian menjadi lebih yakin dan percaya, bahwa semua yang terjadi di dunia ini tidak melulu tentang masuk akal atau tidak.

Saya ingat sekali, ketika nekat menikahi istri saya, pernghasilan saya dulu bahkan tak sampai satu juta. Paling tinggi delapan ratus ribu saja. Uang segitu, tentu saja sedikit sekali bukan. Saya malah sempat ketar-ketir awalnya, takut tak bisa menafkahi dengan baik.

Belum lagi dengan fakta bahwa saya adalah lelaki dengan kaki istimewa –baca: pincang, susah sekali mencari kerja yang lebih menghasilkan. Tapi ketika saya sampaikan kekhawatiran saya ke orang tua, Mamak saya bijak sekali menenangkan, “Lihatlah cicak, Nak. Dia tidak bisa terbang, tapi harus mencari mangsa yang justru bisa melayang. Secara rasional, sepertinya hampir mustahil cicak bisa menangkap makanannya, bukan?”

“Tapi itu dia, Allah maha adil dan tak akan membiarkan makhluknya terlantar, tidak pernah ada satupun cicak yang mati kelaparan. Mereka malah bisa berkembang biak dengan sangat baik dan kenyang-kenyang. Bukankah kau tak pernah sekalipun melihat cicak kekurangan gizi dan busung lapar?”

“Apalagi kau, Nak. Yang pincang hanya satu kaki saja. Masih banyak anggota badan lain yang bisa diandalkan! Tanganmu kuat, otakmu cerdas, daya pikirmu mengagumkan. Gunakan itu untuk mencari uang!”

Dan karena semua nasihat Mamak itulah akhirnya saya mengerahkan semua kemampuan untuk bisa memunguti receh-receh yang berserakan. Saya menulis buku, rajin blogging –dari blogging saja saya bisa meraup satu hingga dua juta setiap bulan–, mengisi beberapa pelatihan, dan mengajar. Semua saya maksimalkan demi pundi-pundi rupiah setiap bulan.

Apa yang bisa saya kerjakan dan menghasilkan uang, maka akan saya lakukan. Bagaimanapun, walau saya punya kekurangan, saya tetap akan berusaha berjuang di atas kaki sendiri dan tak ingin berpangku tangan.

Kini, keluarga kecil saya sudah menjadi tiga orang: saya dan istri serta Alif. Tahun-tahun berikutnya mungkin akan menjadi empat, lima, atau enam orang. Dan untuk memenuhi kebutuhan mereka semua, sebagai kepala keluarga, saya lah yang bertanggung jawab.

Dulu, penghasilan saya memang tak banyak, bahkan satu juta saja tak genap. Tapi sekarang, dengan kerja keras, doa, dan kemudahan dari Tuhan, bahkan setiap bulan saya bisa menabung, memberi sedikit sedekah untuk orang-orang tak punya, juga berderma kepada kedua orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun