Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Pernikahan: Ketika Bingung Harus Memilih Siapa

12 September 2015   08:04 Diperbarui: 12 September 2015   08:04 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melibatkan perasaan terlalu dalam sebelum menikah hanya akan membuatmu galau berkepanjangan. Pasalnya, hubungan sebelum pernikahan adalah hubungan paling gampang pecah dan susah diharapkan. Banyak kepalsuan dan kepura-puraan di dalamnya.

Dan kalau sudah begini, ketika ternyata harapan tak sesuai kenyataan, kalian akan rapuh sekali. Seperti mbak tadi, bingung akan memilih yang mana, si A atau si B.

Kedua, ingat juga bahwa ini adalah dunia sungguhan. Bukan sinetron atau drama-drama korea murahan. Disana, kisah cinta bisa diciptakan seromantis dan seideal mungkin oleh si pengarang naskah dan sutradara. Walau jalan terjal berliku, aral melintang, dan sebagainya, ujung-ujungnya si A dan si B akan dipersatukan.

Mereka sengaja membuat jalan cerita yang berliku, berkelok-kelok, dan mendebarkan. Tujuannya, agar penonton terkesima. Lalu kemudian beranggapan bahwa cerita sedemikian hebat itu bisa juga terjadi pada hidupmu.

Hello! Ini dunia nyata, mbak. Bukan sinetron-sinetron murahan yang jalan ceritanya sudah di atur. Ini dunia sungguhan yang kisahnya mungkin lebih mirip roller koster, kadang menanjak, lalu menukik tajam. Kadang kita tertawa, tapi kadang menjerit hingga menangis histeris.

Di film-film, jalan ceritanya bisa diatur seenak sutradaranya, dibuat sedramatis mungkin, dan agak dilebay-lebaykan. Tapi di dunia nyata ini, jalan cerita hidupmu ditentukan oleh dirimu, mbak. Susah senang, sedih bahagia, sukses gagal, semua ada di tanganmu. Kau yang memutuskan dan menjalankan.

Ketiga, untuk si mbak tadi, sebaiknya memilih yang mana, si A atau si B? Ah, tentu saja saya akan bilang, lebih baik pilih si B. Mengapa?

Satu, karena si B sudah siap. Dia tak perlu memintamu menunggu dua tahun lagi. Mbak, dua tahun itu lama. Dan dalam dua tahun itu banyak hal yang bisa terjadi. Usiamu akan bertambah, menjadi lebih tua. Bagaimana jika setelah dua tahun ternyata ia tak jadi melamarmu.

Bagaimana jika dalam dua tahun itu, ternyata dia menemukan orang yang lebih cantik darimu dan berpaling? Bagaimana dalam dua tahun itu, dia lalu kecelakaan dan meninggal?

Yang rugi siapa? Tentu saja mbak sendiri. Waktu terbuang, usia semakin menua, sudah semakin jarang lelaki yang mencoba mendekati. Semakin susah saja mencari pendamping bernama suami.

Dua, mengapa memilih si B, karena ia sudah mapan. Begini, mbak, dalam berumah tangga, kita tak akan kenyang makan cinta, bukan? Cinta tak bisa dimakan dan tak mengenyangkan. Mbak butuh uang belanja setiap bulan, butuh uang untuk membeli riasan agar tetap terlihat cantik, butuh uang untuk menyekolahkan keturunan. Dan dari dua lelaki yang mbak jabarkan ke saya, jelas saja bahwa si B lebih bisa diandalkan dibandingkan si A, bukan? Jelaslah, lebih baik pilih si B, dia sudah siap dan mapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun