* Keluar dari gua
Lalu bayangkan jika seseorang memaksanya keluar dari gua tersebut sampai terpapar sinar matahari. Bukankah ia akan merasa jengkel dan rasa sakit karena sinar matahari yg jauh lebih menyilaukan dan membutakan dibanding cahaya api ?Â
Lama kelamaan tawanan ini terbiasa dengan cahaya matahari. Lalu secara bertahap ia mulai bisa melihat bayangan, kemudian refleksi atau pantulan orang atau benda di air, dan kemudian akhirnya bisa melihat orang-orang dan benda itu sendiri. Lalu suatu saat ia bisa melihat keatas bintang dan bulan pada malam hari dan juga matahari pada siang hari.
Hanya ketika ia melihat matahari secara langsung ia dapat menalarkan/berfikir apa itu matahari.
* Kembali ke gua
Kalau kita mengingat kembali, bukankah tawanan yg telah keluar dari gua ini merasa beruntung karena pencerahan dan perubahan/transformasi yang ia alami? dan merasa iba terhadap tawanan-tawanan yang masih di dalam gua?
Lalu dia memutuskan untuk berbagi pengalaman menakjubkan yang ia dapat selama di luar gua kepada tawanan lainnya yang masih berada di dalam gua. Dan ingin mengajak mereka keluar dari dalam gua.
Si tawanan ini yang sudah terbiasa dengan sinar matahari, merasakan kegelapan dan kebutaan sementara ketika ia kembali ke dalam gua, sama seperti ketika ia pertama kali melihat cahaya api dan sinar matahari.
Sementara matanya masih lemah dan menyesuaikan akan kegelapan, si tawanan yang telah keluar gua ini berusaha meyakinkan tawanan lain untuk juga keluar.
Tawanan-tawanan lain tidak percaya dan mencemooh ajakannya karena untuk apa keluar gua jika hasilnya adalah kerusakaan mata seperti dia (yang mereka kira).
Dan bukankah tawanan-tawanan tersebut akan marah dan mencelakakan dia jika dia memaksa melepas ikatan dan menuntun mereka keluar gua?